RELIGI

Perbanyak Ibadah dan Doa Jelang Malam Lailatul Qadar

Mataram (NTBSatu) – Puasa Ramadan 1445 H tak terasa sudah dijalani umat Islam di Indonesia selama 15 hari. Lima hari lagi, akan sampai pada fase ketiga bulan Ramadan atau 10 hari ketiga.

Pada fase itu, terdapat salah satu malam yang selalu dinantikan, yaitu malam Lailatul Qadar. Sebuah malam penuh keistimewaan bagi umat Islam di bulan Ramadan.

Hanya saja, tidak ada yang pernah mengetahui kapan pastinya malam Lailatul Qadar tersebut. Namun, yang diyakini malam penuh keistimewaan itu datang pada sepuluh malam terakhir, tepatnya di malam-malam ganjil Ramadan sesuai sabda Rasulullah saw., yang berbunyi:

“Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.” (HR Bukhari)

Lantas, apa yang perlu dipersiapkan oleh umat Islam menjelang malam Lailatul Qadar? Berikut penjelasannya yang disampaikan Prof. Nasaruddin Umar, dikutip dari detikKultum, Selasa, 26 Maret 2024.

Berita Terkini:

Prof. Nasaruddin Umar mengimbau, agar kaum muslimin memperbanyak ibadah dan doa sambil menanti malam Lailatul Qadar.

“Malam Lailatul Qadar ini bahkan bukan hanya pahala yang berlipat ganda. Doa apapun yang kita minta insyaAllah akan diijabah oleh Allah Swt. Pada saat kita nanti menanti malam Lailatul Qadar banyaklah berdoa,” jelas Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

Dirinya juga mengingatkan, agar doa yang dipanjatkan bukan atas dasar hawa nafsu, melainkan berkah. Sebab, berkah menjadi yang paling utama.

“Berkah yang paling penting. Berkah lebih penting daripada yang paling banyak, yang besar atau yang tinggi. Apa artinya banyak, tinggi dan besar kalau nggak berkah,” lanjutnya.

Prof. Nasaruddin Umar menerangkan, pada malam Lailatul Qadar kualitas ibadah kaum muslimin setara dengan seribu bulan. Oleh karena itu, perbanyaklah zikir, tadarus, dan salat.

Menurutnya, malam Lailatul Qadar harus dijemput dengan persiapan diri dan mental yang matang.

“Saya sungguh sangat yakin, barangsiapa yang mendapatkan Lailatul Qadar itu nanti akan mendapatkan perubahan berarti dalam hidupnya,” ungkap Prof. Nasaruddin Umar. (JEF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button