Kota Bima (NTBSatu) – Bima atau yang disebut juga dengan Dana Mbojo telah mengalami perjalanan panjang dan jauh mengakar ke dalam sejarah.
Tak heran rasanya, bila di Bima banyak tempat-tempat bersejarah bekas peninggalan masyarakat terdahulu. Salah satunya Langgar Melayu Kuno yang berada di RT 14, RW 06, Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota, Kota Bima.
Langgar yang berdiri di atas tanah sekitar 400 meter persegi itu, telah ada sejak 400 lebih tahun yang lalu. Langgar tersebut juga disebut-sebut sebagai yang pertama di Kota Bima.
Tempat ibadah berkelir kuning itu dibangun dengan bahan dasar kayu, layaknya rumah orang Bima pada zaman dulu.
Kondisinya yang mulai rapuh, atapnya yang bocor, serta kayu-kayu penyangga yang sudah mengelupas, seakan memberi isyarat ingin dilakukan perbaikan.
Berita Terkini:
- Peringatan Harlah Ke-102 NU, PP Muhammadiyah Ungkap Semangat Kebersamaan Rawat Keutuhan NKRI
- Polisi Amankan 8 Pelaku Ilegal Fishing dan Puluhan Bahan Peledak di Perairan Bima
- Pria Asal Lombok Barat Dibekuk Polisi Gegara Curi HP Perempuan saat Chek In di Hotel
- Dapat SP3, PT Autore Ngotot Lakukan Aktivitas di Perairan Sekaroh Lombok Timur
Pengelola Langgar Melayu Kuno, Rahmi menuturkan, surau dengan nuansa tradisional itu dibangun pada tahun 1608.
Keberadaanya sekarang tak lagi difungsikan sebagai tempat beribadah (salat). Namun, dijadikan Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) bagi anak-anak sekitar.
“Sekarang itu sudah tidak dijadikan Langgar atau Musala lagi, tapi dijadikan TPQ untuk anak-anak mengaji,” kata Rahmi saat ditemui di Langgar tersebut, Selasa, 19 Maret 2024.
Kata Rahmi, Langgar tersebut dikelola secara turun-temurun. Mulai dari buyut, kakek, neneknya, hingga dirinya sekarang.
Ia mengaku, dari beberapa generasi pengelola tersebut bahkan budayawan Bima sekalipun, belum mengetahui siapa orang di balik pembangunan Langgar Kuno tersebut.