Lombok Timur (NTBSatu) – Pol PP Kabupaten Lombok Timur saat ini tengah mengatensi operasi pengamen di sejumlah titik yang menjadi arena penjualan takjil saat Ramadan. Misalnya di Taman Rinjani dan Taman Tugu Selong.
Pasalnya, cara mengamen oknum tersebut membuat pengunjung yang berbelanja menjadi tidak nyaman.
“Silakan mengamen, tapi jangan membuat orang lain tidak nyaman. Seperti secara tidak langsung memaksa orang harus memberi uang baru pergi,” kata Kasat Pol PP Lombok Timur, Slamet Alimin, Kamis, 14 Maret 2024.
Namun ia mengaku, pihaknya tidak bisa sendirian dalam melakukan penertiban tersebut, karena wilayah operasi pengamen itu merupakan wewenang DLHK selaku penerima retribusi dan Dinas Sosial (Dinsos) selaku pemerhati masyarakat.
“Artinya Pol PP ini sebenarnya tenaga bantuan. Kita ingin semua kita berkomitmen, misalnya DLHK, Dinsos, asosiasi UMKM kompak. Dan asosiasi pengamen juga bisa mengontrol anggotanya,” ucapnya.
Berita Terkini:
- Salat Iduladha di LEM, Khatib Ajak Jemaah Teladani Nabi Ibrahim dalam Menghadapi Ujian
- Fahri Hamzah Bertemu Seskab Teddy, Berdiskusi Santai Ditemani Air Kelapa hingga Nasi Padang
- Guru Besar Unram Minta Gubernur Batalkan Rekomendasi 7 Calon Direksi Bank NTB Syariah
- 113 Dosen Lolos Hibah, STKIP Taman Siswa Bima Gelar Koordinasi Teknis dan Penguatan Publikasi
Ia pun meminta agar para pengamen lebih profesional dalam beroperasi, tanpa menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat.
“Coba seperti pengamen di luar negeri itu, nyanyi di satu titik nanti orang yang datang kasih uang. Dan satu lagi, jangan ngamen dalam kondisi mabuk,” ujarnya.
Sebelumnya, keberadaan oknum pengamen bandel tersebut dikeluhkan oleh masyarakat saat berburu takjil di Taman Rinjani Selong. Aksi yang membuat pelanggan tidak nyaman itu secara tidak langsung juga merugikan para pedagang.
“Kalau kita tidak kasih dia ndak mau pergi. Belum lagi nanti ada pengamen lain yang datang,” kata masyarakat Selong, Yunita. (MKR)