Mataram (NTBSatu) – Masyarakat kembali diminta BMKG mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang terjadi di seluruh wilayah NTB sampai 16 Maret 2024. Mengingat perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer, yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia.
Selain itu, BMKG juga menyampaikan bahwa saat ini terpantau sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah barat daya Lampung yang membentuk daerah pertemuan angin (konvergensi) di wilayah NTB.
“Hal tersebut dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan potensi pertumbuhan awan-awan hujan di beberapa wilayah Indonesia, termasuk NTB dalam beberapa hari ke depan,” jelas Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (Stamet ZAM), Satria Topan Primadi, S.Si., dikutip melalui rilis resmi yang diterima NTBSatu, Selasa, 12 Maret 2024.
Berdasarkan kondisi tersebut, pihaknya memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sampai 16 Maret 2024 di sejumlah wilayah NTB. Prakiraan potensi cuaca itu dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
“Untuk wilayah yang diprakirakan akan mengalami, yaitu Kabupaten Lombok Utara; Kota Mataram; Kabupaten Lombok Barat; Kabupaten Lombok Tengah; Kabupaten Lombok Timur; Kabupaten Sumbawa; Kabupaten Sumbawa Barat; Kabupaten Bima; Kota Bima, dan Dompu sejak pagi hingga dini hari,” rinci Satria.
Berita Terkini:
- Spesies Kakatua Jambul Kuning Terancam Punah, Mendesak Pembentukan Balai TN Moyo-Satonda
- Dewan Minta Pemprov Serius Atensi Temuan BPK Masalah Pengelolaan Keuangan RSUD NTB dan DAK Dikbud
- Inspiratif, Mahasiswi NTB Jadi Perwakilan Pidato Wisuda di Universitas Nanjing China
- Ketua DPRD Lombok Timur Bela Bupati soal Usir Boatman di Pantai Ekas: Berpihak ke Warga Lokal
Masyarakat juga kembali diminta mewaspadai adanya potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB pada jangka waktu yang sama, yakni sampai 16 Maret 2024.
“Terdapat potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB dengan tinggi gelombang 1,25 meter hingga 6,0 meter,” ujar Satria.
Ia memaparkan, tinggi gelombang sedang, yaitu 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Lombok bagian Utara, Selat Alas bagian utara, Perairan Utara Sumbawa, dan Selat Sape bagian Utara.
Selanjutnya, kategori tinggi gelombang tinggi, yaitu 2,5 hingga 4,0 meter berada di Selat Lombok bagian Selatan, Selat Alas bagian Selatan, dan Selat Sape bagian Selatan.
“Potensi gelombang sangat tinggi dengan kisaran 4,0 hingga 6,0 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia Selatan NTB,” tutup Satria. (JEF)