“Pada hari ini, kita umat Hindu memberikan Bhuta Kala melakukan pesta dan setelahnya akan ada pecaruan atau penyucian dari Bhuta Kala itu di Taman Mayura. Ketika Bhuta Kala diberikan pesta, maka keesokannya kita melaksanakan perayaan Nyepi,” ujarnya.
Parade Ogoh-ogoh tahun ini pun, memang tak hanya bisa dilihat untuk menunjukkan perayaan menyambut hari raya Nyepi. Waktu yang berdekatan dengan bulan Ramadan, seperti tahun lalu menjadi momentum kebersamaan umat beragama di NTB.
“Kami selaku umat Hindu di Lombok telah terbiasa saling hormat-menghormati dengan teman-teman umat Muslim. Rasa toleransi itu sudah cukup lama, bukan baru-baru ini,” tegas Anak Agung.
Apalagi perayaan Nyepi sekarang juga turut berdekatan dengan momen Pemilu 2024. Sehingga harapannya, tidak ada friksi-friksi negatif dalam hal ini.
“Apa yang terjadi di masyarakat, mari kita komunikasikan dan bicarakan bersama. Jangan sampai timbul permasalahan yang membuat kita saling terpecah,” harap Anak Agung.
Berita Terkini:
- Museum NTB Lobi Kolektor Australia untuk Hibahkan Kain Tenun Asli Lombok
- MPI NTB Dikukuhkan, Kawal Agenda Prabowo-Gibran untuk Indonesia Emas 2045
- Walhi Desak Pemprov NTB Segera Lakukan Transisi Energi yang Berkeadilan
- 4 Hari Dicari, Pemancing Asal KSB Ditemukan Meninggal di Lombok Timur
Ia pun menutup dengan mengucapkan selamat menjalankan bulan suci Ramadan kepada umat Muslim di Pulau Lombok.
“Saya ucapkan juga kepada teman-teman umat Muslim di Pulau Lombok, selamat menjalankan bulan suci Ramadan,” tutupnya. (JEF)