Mataram (NTBSatu) – Dalam beberapa hari terakhir suhu udara di wilayah Pulau Lombok terasa lebih panas dari biasanya.
Suhu udara yang cukup panas ini tidak hanya dirasakan saat siang, tetapi pada malam hari pun setiap orang dengan mudah berkeringat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (Stamet ZAM) menjelaskan, fenomena ini terjadi akibat penyinaran matahari di wilayah Pulau Lombok yang cukup intens.
“Didukung dengan tutupan awan yang sedikit pada pagi hingga sore hari yang membuat cuaca didominasi cerah hingga cerah berawan, sehingga suhu udara pada umumnya akan cenderung terasa lebih panas,” ungkap Prakirawan BMKG Stamet ZAM, Nur Siti Zulaichah, S.Tr., kepada NTBSatu, Jumat, 23 Februari 2024.
Selain itu pada malam hari, lanjutnya, kecepatan angin yang cenderung rendah juga dapat menyebabkan suhu udara di sekitar lebih panas.
Berita Terkini:
- Gubernur NTB Nilai Satgas PPKS di Ponpes tak Urgen, Aktivis Anak: Justru Itu yang Belum Ada
- PPATK Sebut Korupsi dan Narkotika Jadi Kejahatan Tertinggi Tindak Pidana Pencucian Uang
- Sidang Perdana Gugatan Mobil Esemka dan Ijazah Digelar Besok, Jokowi Bakal ke Vatikan?
- Hakim Jatuhkan Vonis Dua Terdakwa Korupsi KUR BSI Petani Porang
“Karena kelembaban cukup tinggi, sehingga suhu udara lebih lembab,” sambung Nur Siti.
Terlebih lagi, katanya, khusus untuk wilayah Kota Mataram dan sekitarnya saat ini sedang memasuki fase kulminasi (Hari Tanpa Bayangan) yang akan terjadi pada tanggal 27 Februari 2024.
“Kulminasi adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Sehingga mendapatkan penyinaran matahari yang cukup intens,” tambah Nur Siti. (JEF)