Mataram (NTBSatu) – Film Dirty Vote yang rilis pada Minggu, 11 Februari 2024 membongkar sejumlah dugaan kecurangan pelaksanaan pemilu tahun ini.
Salah satu kecurangan yang diungkap dalam film berdurasi 1 jam 57 menit 21 detik itu, yakni dugaan pengerahan kepala desa untuk memenangkan salah satu pasangan capres-cawaperes.
Pengerahan tersebut berupa intimidasi yang dilakukan oleh oknum anggota kepolisian kepada sejumlah kepala desa di Jawa Tengah. Para kepala desa itu ditemui oknum kepolisian karena dianggap menyelewengkan dana desa.
Jika para kepala desa ini tidak ingin dipermasalahkan kasusnya, oknum kepolisian meminta mereka untuk mendukung salah satu pasangan, yang dalam hal ini mengarah pada Ganjar-Mahfud.
Merespons kabar itu, Kapolda NTB, Irjen Pol R. Umar Faroq membenarkan adanya dugaan oknum kepolisian yang melakukan intimidasi kepada masyarakat untuk mendukung calon tertentu.
“Itu memang sebuah dugaan, tetapi kenyataannya di lapangan sudah ada satu komitmen bersama dan deklarasi bersama dari unsur kepolisian, partai politik, pemerintah daerah, penyelenggara pemilu dan mahasisa sebagai pemantau pemilu untuk melaksanakan fungsinya masing-masing,” tegasnya, Senin, 12 Februari 2024.
Berita Terkini:
- Ribuan TPS di NTB Masuk Kategori Rawan, Bawaslu Minta Lakukan Antisipasi
- Iron – Edwin Puncaki Survei PUSPOLL di Pilkada Lombok Timur
- Pemkot Mataram Sebut Evaluasi Netralitas ASN Sesuai Aturan
- Gelar Pengawasan APIP Kota Mataram, 39 OPD Raih Predikat Sangat Baik
Harapannya komitmen dan delakrasi bersama itu, kata Kapolda, dapat diimplementasikan dengan baik saat bertugas menjaga dan mengawal pelaksanaan pemilu.
“Kami sebagai bagian dari pengamanan pemilu ini menjamin tidak ada tekanan dan intimidasi kepada masyarakat ketika datang ke TPS nanti,” jelas Jenderal bintang dua ini.
Karena akan sangat sayang sekali apabila ada masyarakat yang merasa terintimidasi untuk mencoblos.
“Kalau ada seperti itu, maka kita bukan melaksanakan pesta demokrasi. Seharusnya penyaluran hak suara masyarakat itu dilaksanakan dengan rasa suka cita, tanpa ada rasa intimidasi atau penekanan dari pihak manapun,” pungkas Kapolda.
Sebagai informasi, film Dirty Vote yang tayang di akun Youtube Dirty Vote merupakan karya dokumenter eksplanatori kecurangan pemilu 2024 yang disampaikan tiga orang ahli hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.
Sutradaranya, Dandhy Dwi Laksono. Jurnalis Investigasi yang pernah sukses menelurkan karya “Sexy Killers”, juga saat momen Pemilu 2019. (JEF)