Mataram (NTBSatu) – Masyarakat di Pulau Lombok pada Pemilu 2024 sebagian besar diduga memilih karena diberi uang oleh para kontestan politik.
Direktur Ekskutif Prediksi Survei dan Statistik Indonesia (Presisi), Darwan Samurdja mengatakan, sebagian besar pemilih di Pulau Lombok mencoblos karena mendapat uang dari calon legislatif (Caleg).
Hal itu terbukti setelah Presisi melakukan survei Pemilu sejak 25 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024. Salah satu pertanyaan yang dilemparkan ke responden adalah pendapat mereka tentang pencoblosan jika diberi uang.
“Sebanyak 65,3 persen memilih iya (karena diberi uang),” katanya kepada NTBSatu, Jumat, 9 Februari 2024.
15 persen lainnya mengaku tidak memilih Caleg meskipun mereka diberikan uang. “Dan yang malu-malu sebanyak 5,2 persen,” sebutnya.
Berita Terkini:
- Profil Budi Djatmiko, Komut PT Pos Indonesia Pengganti Rhenald Kasali
- Alasan Rhenald Kasali Mundur dari Jabatan Komut PT Pos Indonesia
- Dana TKD NTB 2025 Capai Rp19,48 Triliun, Peluang Emas Transformasi Ekonomi di Era Iqbal-Dinda
- Dua Desa Langganan Banjir di Bima, Kini Alami Kekeringan Parah
Dengan begitu, angka masyarakat memilih karena pemberian uang pada Pemilu 2024 masih tinggi di Pulau Lombok.
Selama survei yang dilakukan selama beberapa hari itu, Presisi menemukan bahwa nominal uang yang diberikan para Caleg berbeda-beda. Mulai dari Rp25 ribu hingga Rp50 ribu.
“Yang jelas, semakin besar yang memberikan uang, kecenderungan masyarakat memilih kontestan semakin besar,” bebernya.
Secara umum, sambung Darwan, politik uang di Pulau Lombok meningkat dibanding Pemilu 2019 lalu.
“Kalau pastinya, saya lupa. Karena dulu saya masih di LSI. Karena datanya Pemilu 2019 ada di sana,” tutupnya. (KHN)