ADVERTORIAL

Sosialisasikan Strategi Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Kekeringan di Desa Salut, Mahasiswa Unram Gandeng BPBD KLU

Mataram (NTBSatu) – Mahasiswa KKN Unram menggelar sosialisasi dengan tema, “Strategi Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Kekeringan” di Desa Salut, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Sabtu, 5 Januari 2024.

Kegiatan ini merupakan program kerja dari Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN-PMD) Universitas Mataram periode Desember 2023–Februari 2024, yang berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Utara.

Berdasarkan Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), diketahui wilayah Lombok, terutama bagian utara dan timur termasuk daerah rawan bencana gempa bumi kategori menengah.

Di mana wilayah itu terdiri dari dataran dan perbukitan terjal. Susunan batuan di wilayah itu merupakan endapan kuarter yang didominasi batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan.

Batuan tersebut umumnya bersifat mudah mengurai sehingga berpotensi memperkuat goncangan gempa bumi.

Gempa bumi turut mengakibatkan kerusakan bangunan warga, infrasuktur publik dan memakan korban jiwa.

Menyikapi hal tersebut, Ketua KKN Desa Salut, Khaled Abdan mengatakan, sosialisasi ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dan mahasiswa guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang potensi risiko bencana gempa bumi dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampaknya.

“Kami berharap masyarakat KLU nantinya bisa meningkatkan antisipasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi,” imbuhnya.

Selain itu, bencana alam lainnya yang sangat berpotensi terjadi di Desa Salut, yakni kekeringan.

Musim kemarau sepanjang tahun 2023 telah menyebabkan perluasan kekeringan yang mengkhawatirkan di wilayah Kabupaten Lombok Utara (KLU). Sebanyak 48 dusun di 5 kecamatan tercatat mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih.

Bahkan beberapa titik yang sebelumnya tidak pernah mengalami kekeringan, mengalami krisis air bersih yang serius.

BPBD mengungkapkan, setidaknya terdapat 13 ribu jiwa terdampak kekurangan air bersih pada musim kemarau ini.

“Pihak BPBD memberikan sedikit strategi mitigasi pengelolaan sumber daya air, konservasi air, dan pendekatan berkelanjutan. Ini termasuk pembangunan sumur resapan, penggunaan teknologi irigasi yang efisien, promosi praktik pertanian berkelanjutan, dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penghematan air,” jelas Khaled.

Menindaklanjuti program kerja ini, Kelompok KKN PMD UNRAM, tokoh masyarakat, Kepala Dusun, dan Pemuda Desa Salut melakukan pembentukan tim atau forum pengurangan resiko bencana (PRB).

“Semoga sosialisasi mitigasi bencana ini dapatb menciptakan lingkungan yang lebih aman serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi risiko gempa bumi dan kekeringan,” pungkas Khaled. (STA/*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button