Mataram (NTBSatu) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menggelar debat kandidat Pilpres 2024 yang keempat, pada Minggu, 21 Januari 2024 lalu.
Tema yang dibahas seputar pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.
Kali ini, para calon wakil presiden yang beradu gagasan. Mereka adalah Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.
Usai debat kedua Cawapres, perhatian khalayak ramai tertuju pada Gibran Rakabuming Raka.
Melansir CNN Indonesia, Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengungkapkan calon wakil presiden nomor urut 02 itu paling banyak mendapatkan mention negatif di media sosial selama debat cawapres kedua Pilpres 2024.
“Dari total 142.469 mentions, sentimen negatif untuk Gibran 60 persen, positif 33 persen, dan netral 7 persen,” beber Ismail.
Sementara Cawapres nomor urut 3 Mahfud meraih sentimen negatif kedua terbesar dengan 12 persen, jauh dibanding sentimen positifnya yang mencapai 79 persen, dan 7 persen sisanya netral, dengan 71.429 mention.
Dari total 141.293 mention ke Cak Imin, Cawapres nomor urut 1 itu mendapatkan sentimen negatif terkecil yaitu 6 persen, sentimen positif 80 persen, dan 14 persen netral.
Ada beberapa kata kunci yang membuat sentimen terhadap Gibran sangat tinggi di antara lain ‘merendahkan’, ‘menghormati’, ‘gimik’, ‘topik yang diulang-ulang’, ‘menjebak’, ‘cringe‘, hingga ‘savage‘.
“Kata kunci ‘savage’ itu justru negatif ke Gibran karena dianggap menyerang yang terlalu banyak dan berlebihan. Kemudian, netizen juga minta mas Gibran setop jangan menyerang terus karena niatnya mau savage tapi berlebihan,” kata Ismail.
“Kata kunci debat seperti manner, sikap, menghormati forum justru membuat citra negatif Gibran,” ungkap Ismail.
Diketahui, Cak Imin dan Mahfud MD kompak menyentil Gibran yang menurut mereka beberapa kali melemparkan pernyataan receh dan menggunakan istilah sulit.
Baca Juga: Dokter Jack akan Tindak Tegas Bawahannya Bila Tidak Beri Pelayanan Optimal kepada Pasien
Kemudian, anak dari Presiden Joko Widodon itu, menciptakan kontroversi dengan memperagakan aksi seolah kebingungannya dengan jawaban lawan.
Meskipun tampak sopan saat bersalaman, Gibran terlihat aktif menyerang dan terkesan melecehkan lawannya saat berdebat.
Aksi kontroversial Gibran tidak hanya menjadi perbincangan di panggung debat, tetapi juga mencuat sebagai trending topik di media sosial, khususnya platform X.
Istilah-istilah seperti “Gibran” dengan 637 ribu postingan, “Songong” dengan 109 ribu, “Tengil” dengan 50,3 ribu, “Bocil” dengan 35 ribu, dan lain-lain menjadi tren di jagad maya.
Selain itu, Penampilan Gibran yang mengenakan jaket dengan lambang mirip klan Uzumaki dari kartun Naruto di dada kanan, menuai perhatian di media sosial X (dulunya Twitter).
“Gibran Cringe,” tulis akun @hansdavidian.
“Gibran is trying so hard to be savage but idk, it look unnatural and savage,” celoteh akun @nabiylarisfa.
“Gibran bener-bener definisi Wibu Cringe,” ketik akun @seterahdeh.
Netizen juga banyak yang mengetikan kata cringe untuk menggambarkan Gibran saat debat kemarin.
Cringe berasal dari bahasa Inggris, yang secara harfiah artinya jijik. Namun kata itu juga telah menjadi bahasa gaul, terutama di kelompok anak muda.
Menurut Cambridge Dictionary, secara lebih umum, cringe juga sebutan untuk menggambarkan perasaan tidak nyaman yang muncul ketika melihat atau mendengar sesuatu yang memalukan, tidak enak, atau tidak nyaman.
“Sumpah Gibran kenapa sih? debat terakhir disanjung-sanjung, malam ini malah overproud, dan trying too hard untuk kelihatan pintar. Gue perhatiin setiap dia mau jawab, pasti ada nyinyir dulu ke paslon lain, cringe pulak!” kritik akun @itsnavy. (STA)
Baca Juga: Ikut UM-PTKIN 2024 Bisa Sekalian Daftar Beasiswa Indonesia Bangkit