HEADLINE NEWSPolitik

Kematian Juliana di Gunung Rinjani Jadi Sorotan Dunia, DPR RI Minta Tingkatkan Standar Keamanan

Mataram (NTBSatu) – Duka mendalam atas meninggalnya Juliana, pendaki asal Brasil. Berita kematiannya akibat terjatuh di Gunung Rinjani ini menjadi sorotan dan pembahasan dunia.

Anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi juga menyampaikan duka cita atas insiden yang menimpa Juliana. Namun dari kejadian ini, ia menyampaikan sejumlah catatan. Terutama, dari sisi keamanan.

Menurutnya, pihak pengelola Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) harus meningkatkan standar keamanan di lokasi pendakian. Hal ini demi keamanan dan kenyamanan para pendaki. Apalagi, keberadaan Gunung Rinjani sudah mendunia.

“Memang standar (keamanan, red) ini harus kita tingkatkan. Ini kan terkait juga keamanan, kenyamanan,” kata Mori di Kantor Gubernur NTB, Rabu, 25 Juni 2025.

IKLAN

Dalam hal peningkatan standar keamanan, sambungnya, butuh kolaborasi semua pihak. Baik Pemerintah Provinsi (Pemprov), Pemerintah Kabupaten, maupun masyarakat sekitar.

“Karena kejadian Juliana ini menjadi perhatian dunia. Sehingga kalau boleh ini jangan terjadi lagi. Caranya Pemprov dan Pemkab memberikan arahan dan pendidikan tentang keamanan kepada masyarakat sekitar. Terutama para guide,” jelas Mori.

Selain itu, politisi Partai NasDem ini akan berkoordinasi dengan Basarnas Mataram untuk memberikan pelatihan tentang keamanan kepada masyarakat. Terutama yang terlibat menjadi guide.

IKLAN

“Saya sendiri akan minta Basarnas untuk men-training masyarakat apabila terjadi kecelakaan suatu waktu,” ujarnya.

Keamanan Pendaki Harus Jadi Perhatian Serius

Menyoal terkait keamanan, harusnya menjadi perhatian serius. Baik Pemerintah Daerah, lebih-lebih Pemerintah Pusat. Apalagi lewat pemanfaatan pariwisata Gunung Rinjani ini bisa menghasilkan sekitar puluhan miliar rupiah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pada tahun 2024 saja sekitar Rp22 miliar.

“Karena itu, kalau bisa saran saya kepada Pemerintah Pusat agar semua standar pengamanan dan keselamatan daripada pendaki Gunung Rinjani dipenuhi dulu. Pasti biayanya tidak kecil, tapi kan hanya sekali,” terangnya.

IKLAN

Selain masalah keamanan, terkait sarana dan prasana, serta peralatan evakuasi harus menjadi perhatian.

Mengenai keharusan untuk pengadaan helikopter bagi Basarnas, Mori mengaku belum menyarankannya. Selain karena harganya yang mahal, biaya perawatan dan sebagainya juga memakan anggaran besar.

“Memang kita punya peralatan masih kurang memadai, itu kendala. Tapi kalau disuruh Basarnas ngadain, jangan dulu. Itu biayanya cukup besar,” tutur Mori.

Namun yang menjadi catatan adalah terkait peralatan lain seperti drone yang lebih canggih, kemudian lain-lain yang sangat teknis harus menjadi prioritas.

“Intinya standar penyelamatan dan alat-alat evakuasi harus memenuhi syarat. Tapi kalau helikopter ini butuh perawatan dia butuh awaknya dan segala macamnya lah,” pungkasnya.

Pendaki asal Brasil Dinyatakan Meninggal Terjatuh di Rinjani

Sebagai informasi, pendaki asal Brasil, Juliana (27) yang terjatuh di Cemara Nunggal jalur menuju puncang Gunung Rinjani dinyatakan meninggal dunia.

Saat ini, tim evakuasi sudah menemukan titik keberadaan Juliana, yaitu di kedalaman 600 meter.

“Namun setelah dilakukan pemeriksaan terhadap korban dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan,” kata Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii melalui keterangan resminya, Rabu, 25 Juni 2025.

Sebelumnya, diperkirakan korban ada di posisi kedalaman 400 meter. Namun, setelah tim berhasil menjangkau korban, ternyata ada pergeseran turun ke bawah di kedalaman 600 meter. (*)

Berita Terkait

Back to top button