Mataram (NTBSatu) – Sejumlah komoditi lokal Provinsi NTB telah menjajaki pasar internasional di berbagai negara. Terbaru, komoditi mutiara berhasil menembus pasar di 10 negera.
Hal itu berdasarkan data realisasi ekspor dari Januari – Desember 2023 yang menempatkan komoditi mutiara pada urutan teratas dalam jajaran ekspor non tambang.
“Mutiara NTB dikirim ke 10 negara di dunia meliputi Jepang, China, Hongkong, Australia, Thailand, India, UAE, Prancis, AS dan Vietnam,” kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti, pada Jumat, 19 Januari 2024.
Nelly mengatakan, meskipun komoditi mutiara sudah banyak dipasarkan di berbagai negara, namun jumlah pembudidaya semakin berkurang. Nelly menyebut pembudidaya mutiara di NTB tinggal delapan perusahaan.
“Pertanyaannya adalah berapa yang masih eksis pembudidaya mutiara kita. Ini PR kita. Jangan sampai jumlah pembudidaya kita tergerus, ini yang saya khawatirkan,” ujarnya.
Selain komoditi mutiara, hasil pertanian dan perkebunan serta kehutanan juga sudah memiliki pasar di negara luar. Seperti Manggis, Vanili, Jahe, Nanas, Rambutan , salak, dan sebagainya.
Baca Juga: Pengaruh Bahasa Daerah terhadap Bahasa Indonesia
“Kemarin di New Zealand. Kita sudah kirim lagi sampel dodol nangka, sambal, Meraka welcome, sekarang pelaku usahanya kemarin meminta tambah. Tapi dari kami hanya mampu dalam jumlah kecil dulu,” katanya.
Khusus komoditi pertanian dan perkebunan yang masuk dalam kategori buah-buahan, masih memiliki kendala, yaitu buah yang dikirim bersifat musiman. Artinya tak bisa diekspor sepanjang tahun meskipun buyer meminta agar secara rutin dilakukan pengiriman.
“Kendala kita itu musiman buahnya. Kita sudah sampaikan ke Dinas Pertanian, misalkan sekarang mereka minta manggis kita kirim saat musimnya saja. Setelah itu diminta lagi tidak ada kan. Ini tantangan kami. Sudah ketemu pasarnya, tinggal komoditinya yang tidak kenal musim. Sama kayak cabai,” jelasnya.
Selain itu, produk vanili organik juga menjadi salah satu primadona baru untuk dipasarkan. Jika dulu ekspor dalam bentuk vanili kering, sekarang sudah mulai ekspor dalam bentuk barang olahan seperti vanili powder atau ekstrak serta minyak vanili.
“Banyak kok komoditi kita masuk ke pasar nasional. Cuman memang masih kecil-kecil. Inilah PR kita untuk memperbesar. Kalau sudah ada (barang) masuk berarti pintu sudah kebuka,” tandasnya. (MYM)