Mataram (NTBSatu) – Tim Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD), Universitas Mataram 2023/2024, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB.
Kerja sama itu dalam bentuk kegiatan sosialisasi dan praktik pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) di Desa Selong Belanak, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah. Kegiatan itu dilaksanakan sejak Desember 2023 hingga Januari 2024.
Sosialisasi ini menghadirkan dua narasumber dari Dinas LHK NTB, Tri Wahyudi dan Hilal Imtiyas. Setelah membawa materi, warga juga diajak melakukan praktik pembuatan LRB di halaman rumahnya masing-masing.
Dinas LHK NTB mengapresiasi pilihan program Tim KKN PMD Unram Desa Selong Belanak. Karena selain praktis dan mudah untuk diaplikasikan, teknik LRB dinilai cocok diterapkan di Desa Selong Belanak. Hal itu didukung dengan kondisi lingkungan tanah yang cenderung kering dan berpasir.
Ketua KKN PMD Unram Desa Selong Belanak, Andini Nurcholisah mengatakan, kegiatan ini sebagai upaya percepatan peresapan air yang melimpah di musim hujan. Sehingga tidak tergenang dan menimbulkan banjir.
Berita Terkini:
- Museum NTB Ikut Pameran Nasional di Surabaya
- Pastikan SDA Menyejahterakan, Pemkab Sumbawa Lakukan MoU dengan KSB
- Kampanye Akbar Iqbal – Dinda di Kandang Rohmi – Firin Dipadati Lautan Manusia
- Pemprov NTB Gelar Lomba Memasak dan Mancing Ikan, Sekda: Dinas Kelautan dan Perikanan Punya Peran Penting Atasi Stunting
“LRB bisa dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan dan pengolahan sampah organik, sisa makanan rumah tangga, dan bisa menjadi kompos,” jelas mahasiswi Fakultas Hukum Unram ini.
Sementara Humas KKN PMD Unram Desa Selong Belanak, Amir Zaman Ranggabarani menuturkan, warga setempat merasa antusias mengikuti penyuluhan dan praktik pembuatan LRB. Dengan begitu, mereka mengerti manfaat LRB untuk menjaga lingkungan.
Selain dapat mengantisipasi genangan dan banjir, lingkungan warga juga pun menjadi bersih dan sehat. Apalagi, Desa Selong Belanak dikenal sebagai salah satu destinasi wisata di NTB.
“Karena di sini ada pantai dengan pasir putih yang terhampar indah. Sehingga banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang berkunjung ke tempat ini,” katanya.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Tri Wahyudi dan Hilal Imtiyas. Keduanya menilai program ini berjalan sesuai tupoksi Dinas LHK NTB.
“Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas tanah dan lingkungan, agar lebih sehat, subur dan asri, juga agar memiliki nilai ekonomi. Dengan memanfaatkan tanah pekarangan warga sebagai kebun atau lahan pertanian sederhana untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga,” jelas Tri Wahyudi.
Senada dengan itu, Kadis LHK NTB, Julmansyah menyebut, tekhnik LRB sangat cocok untuk daerah dengan kondisi tanah seperti di Desa Selong Belanak.
Dengan kondisi tanah yang cenderung kering dan berpasir, LRB diharapkan bisa mengantisipasi banjir, menjaga kebersihan lingkungan. Juga sebagai sarana untuk memproduksi pupuk organik
“Dan dapat merehabilitasi serta memperbaiki kualitas dan struktur tanah yang berada di kawasan tersebut,” ujar pria yang akrab disapa Bang Jul ini. (KHN/*)