Beberapa kondisi dan variabel di atas tentunya tidak cukup untuk menjadi rujukan jika ingin menakar peluang calon anggota DPR RI yang akan terpilih pada pemilu 2024. Sebab, selain faktor figur, komposisi caleg di partai dan juga partai pengusung utama pilpres juga perlu menjadi perhatian. Karena hal ini terjadi pada H. Qurais (Demokrat) dan Fatahillah (Golkar) yang tahun 2019 memiliki suara terbanyak secara pribadi. Akan tetapi akumulasi suara sayap tidak signifikan sehingga gagal melanggeng ke Senayan.
Selain itu, menarik untuk dicermati adalah komposisi Gerindra, PKS, PAN, Golkar, Demokrat, dan Nasdem. Jika kita bedah, Gerindra seperti uraian sebelumnya berhasil mengantarkan H. Zainul Arifin mantan Bupati Bima melanggeng ke senayan dengan raihan suara 40 ribuan lebih. Namun yang menjadi pertanyaan banyak pihak adalah apakah Gerindra masih sekuat dulu? tentunya ada banyak variabel yang perlu dicermati, apalagi incumbent H Zainul tidak lagi tampil.
Akumulasi dari hal tersebut banyak suara yang menyepelekan Gerindra tak dapat kursi. Musababnya masyarakat hanya melihat figur, Mujahid A. Latief yang gigih bergerilya di lapangan. Tapi mari kita telaah dengan baik, jika kita amati persebaran suara tahun 2019 khusus Gerindra sangat merata, Mujahid Abdul Latief mendapatkan suara 29 ribu lebih, Endang 28 ribu lebih dan suara partai 22 ribu lebih.
Artinya tanpa ditopang suara H Zainul Arifin tahun 2019 yang lalu, Gerindra masih memiliki peluang besar mendapatkan kursi karena akumulasi suara Mujahid Abdul Latief dan Hj Endang dengan suara partai saja Gerindra hampir mencapai 80 ribu. Sementara tahun 2024 ini, Mujahid Abdul Latief dan Hj Endang masih kembali maju ditambah dengan Dr. Supratman ketua Baleg DPR-RI dan Anggota DPR RI Aktif yang cukup masif bergerilya dalam sebulan terakhir.
Lain sisi berdasarkan survei Capres-Cawapres yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei kredibel, Prabowo-Gibran (Capres-Cawapres Nomor Urut 2) mendapatkan dukungan teratas di NTB dan tentunya ini akan berimplikasi kepada perolehan suara partai Gerindra. Dari hal ini, ada kesamaan peta Gerindra dapil NTB 1 tahun 2019 dan tahun 2024 yaitu partai pengusung utama Prabowo dan dua caleg masih sama seperti 2019. Peta ini jika ditarik benang merah dan dipadukan dari berbagai variabel dan diukur oleh alat ukur yang disepakati secara akademis yaitu lembaga survey maka Gerindra sangat aman diposisi dapil NTB 1.
Berita Terkini:
- Pj. Gubernur NTB Ingatkan Pentingnya Memilih Produk yang Aman dan Berkualitas
- KPU NTB Tegaskan Hasil Pilkada 2024 yang Beredar Bukan Produk Resmi
- Pemprov NTB Siap Kolaborasi dengan BPOM Kawal Program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo
- Lulusan SMK Sumbang Angka Pengangguran Tertinggi, Pemprov NTB Gencarkan Program PePaDu Plus
Sedangkan PAN tahun 2019 lalu berhasil meraih kursi ketiga dengan perolehan suara 89 ribu lebih dan H. Muhamad Syafrudin mendapatkan suara sebanyak 69 ribu lebih. Namun tahun 2024 ini peta PAN menarik juga untuk dicermati. Sebab ada partai Ummat tentunya tetap berpengaruh terhadap basis PAN, meskipun tidak signifikan. Lain sisi dari hal komposisi caleg nomor urut 2 dan 3 tidak begitu terlihat bergerak di lapangan, sehingga menjadikan PAN termasuk komposisi partai yang single fighter (bertarung sendiri) di Dapil NTB 1.