Mataram (NTBSatu) – Perjalanan tahun 2023, terutama di bidang politik, sarat dinamika.
Tahun yang diwarnai manuver politik Parpol maupun tokoh politik.
Mencermati dinamika Politik sejak Januari hingga Desember 2023, peristiwa-peristiwa politik yang syarat akan makna selalu terjadi dan bahkan menjadi buah bibir masyarakat.
Mulai dari tongkrongan kedai kopi, hingga kantor pemerintahan.
Manuver Tokoh NTB di Pilpres
Awal tahun, tepatnya Januari 2023, ketika kunjungan Anies Baswedan ke NTB, sorot mata publik terarah pada salah satu pondok pesantren di Kabupaten Lombok Tengah, yakni Pimpinan Yatofa TGH Fadli Fadil Thohir menyatakan secara resmi bergabung ke partai Nasdem dalam acara silaturahmi bakal calon Presiden Anies Baswedan di Ponpessos, Bodak, Lombok Tengah, Senin, 30 Januari 2023 Lalu.
Pada acara tersebut TGH Fadli menyampaikan secara langsung dan dengan nada yang tegas, keputusannya bergabung dengan Partai Nasdem dan juga menyatakan keluar dari partai Golkar.
TGH Fadli menyampaikan hal itu murni karena ia menyukai figur Anies Baswedan. Dalam kesempatan itu juga ia menginstruksikan kepada seluruh jamaahnya agar mengikuti apa yang telah menjadi langkah dan pilihannya.
“Dengan prakarsa Surya Paloh, berani melawan arus mewujudkan impian hati saya, jangankan cuma keluar dari Golkar dari apapun akan saya siap, sebagai terima kasih saya kepada Surya Paloh dan Nasdem yang telah mengusung Pak Anies Baswedan,” ucap TGH Fadli FT kala itu.
Selang satu bulan, Tokoh NTB yang fenomenal dan juga mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menggawangi kedatangan seluruh jajaran Pimpinan Pusat Partai Gelora ke NTB.
Fahri menilai kedatangan itu sebagai langkah awal partainya menatap Pilpres 2024 nanti. Agenda kedatangan itu dilakukan dalam bentuk konsolidasi partai.
Dalam kosolidasi akbar tersebut, Anis Matta, Fahri Hamzah, dan Ketua DPW Gelora NTB Lalu Pahrurrozi memberikan pidato politik serta arahan sekaligus orasi di hadapan ribuan kader Partai Gelora NTB yang hadir.
Kehadiran mereka menjadi sangat penting dan strategis lantaran menjadi alat konsolidasi awal bagi Partai Gelora NTB dalam menyambut pemilu 2024.
Betul saja, selang beberapa bulan Partai Gelora secara simbolik menyatakan dukungannya kepada Capres Prabowo Subianto. Lagi-lagi tokoh NTB sekaliber Fahri Hamzah memiliki andil sebagai jembatan bagi masyarakat NTB untuk mendukung Prabowo Subianto.
Di sisi lain ada Tokoh NTB sekaligus mantan Gubernur periode 2008-2018 TGB Dr H Muhammad Zainul Majdi. Figur sentral NWDI itu juga terlihat di pusaran elit Perindo. Ia bahkan di dapuk menjadi Wakil Ketua Pemenangan Ganjar-Mahfud beberapa bulan lalu.
Keberhasilan Tokoh-tokoh NTB ini masuk dalam pusaran politik nasional dianalisa oleh salah satu lembaga.
Pada April lalu, TGB Institute mengadakan diskusi secara online yang bertajuk “Halaqah Ramadan”. Diskusi itu menganalisa Tokoh-Tokoh NTB bisa menjadi pemain utama dalam percaturan politik NTB.
Narasumber pada saat itu adalah Dosen Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio. Sebagai refleksi bagi politik NTB, Hendri menilai kandidat yang berasal dari luar Jawa masih berpeluang untuk bisa tampil dalam kontestasi pada pilpres-pilpres yang akan datang. Bukan tanpa alasan, Ia melihat karena adanya kooptasi kandidat yang berasal dari Jawa akhirnya menimbulkan resisten figur-figur yang berasal dari luar pulau Jawa.
Akibatnya, akan terjadi penguatan secara simultan kandidat yang berasal dari luar Jawa untuk tampil pada kontestasi Pilpres ditahun-tahun berikutnya.
Lanjut Hendri, bahwa kandidat yang berasal dari luar Jawa patut diperhitungkan pada pilpres mendatang. Sebab figur non Jawa memiliki kemampuan dalam mengkonsolidasikan dukungan sebagai antitesa dari kandidat yang berasal dari pulau Jawa.
Dengan analisa itu, walaupun saat ini kancah Pilpres telah masuk dalam tahapan kampanye, tetapi andil dari Tokoh-Tokoh NTB selalu besar disetiap pasangan calon yang ada. Sebut saja, Fahri Hamzah di kubu Prabowo, TGB di kubu Ganjar Pranowo, dan Hamdan Zoelva di kubu Anies Baswedan.