Mataram (NTBSatu) – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi (PANRB) sudah merencakakan pemberian insentif bagi guru di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Baca Juga: MenpanRB Target Perekrutan 1 Juta Guru PPPK Rampung di Tahun 2024
Ribuan Guru yang melamar jadi CPNS menolak untuk ditempatkan di daerah pelosok. Menteri PANRB, Abdullah Azwar Anas menjelaskan tenaga pendidik di daerah 3T harus diberi perhatian khusus oleh pemerintah.
Beberapa alasan disebutkan oleh para guru yang menolak, salah satunya karena pengabdian mendidik anak-anak di daerah yang aksesnya sulit dijangkau.
Berita Terkini:
- Survei PRESiSI: Elektabilitas Najmul – Kus Jauh Tinggalkan Dua Pesaingnya
- Survei SPIN: Elektabilitas Muchsin Effendi – Junaidi Arif Lewati Najmul – Kus di Pilkada Lombok Utara
- Enam Ekor Sapi Warga di Bima Tersambar Petir, Kerugian Capai Rp30 Juta
- Pengamat Prediksi AQUR akan Menang di Pilkada Kota Mataram
Tetapi, Azwar Anas menyatakan langkah itu sudah sesuai dengan mandat Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait menyiapkan pengembangan insentif bagi guru di 3T.
“Soal penataan SDM sangat penting, karena pemerintah ingin Indonesia-Sentris ini bukan hanya pembangunan infrastrukturnya yang merata, tetapi juga pembangunan SDM-nya. Dan guru menjadi bagian penting pembangunan SDM agar merata di seluruh Indonesia,” kata Anas dilansir dari Merdeka, Kamis, 30 November 2023.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah telah membuka dan menyediakan formasi guru di daerah-daerah 3T. Sayangnya, formasi di daerah 3T masih banyak yang tidak terisi.
Baca Juga: Hari Guru, LBS Ungkap Sejumlah Catatan Evaluasi Kinerja ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ di NTB
“Termasuk untuk seleksi 2023, saya cek di BKN, formasi guru di beberapa daerah seperti Maluku, Maluku Utara, NTT, Kalimantan Utara, Papua, Aceh, sangat minim pelamar dan bahkan sebagian tidak ada sama sekali,” terang Anas.