“Kami tidak memiliki tempat tidur. Orang ini membutuhkan perawatan yang intensif. Kami tidak punya obat,” kata seorang petugas kesehatan sambil menunjuk pasien lain yang kakinya diamputasi.
Ia mengungkapkan, RS menerima orang-orang yang terluka dari Wadi Gaza ke Beit Hanoon. Beberapa di antaranya telah berada di RS selama 10 hari.
Hampir 30.000 warga Palestina telah terluka sejak Israel memulai serangannya ke Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023 setelah Hamas melakukan serangan mendadak ke Israel selatan, yang menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut pihak berwenang Israel.
Berita Terkini:
- Pendaki asal Malaysia Terpeleset di Pos II Jalur Sembalun, Alami Luka-luka dan Tidak Bisa Jalan
- Haji Mo Salurkan Bantuan kepada Korban Kebakaran di Desa Banda
- Tangis Zigi Pecah, Penantian Panjang Medali Emas Akhirnya Terwujud di PON Aceh-Sumut 2024
- Tiga ASN Pemkab Bima Diduga Ikut Deklarasi Iqbal- Dinda
Sejak saat itu, Israel terus membombardir Gaza, menyebabkan lebih dari 11.400 orang terbunuh, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak. Israel juga sangat membatasi pasokan air, makanan, listrik dan bahan bakar, dan badan-badan bantuan memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan di daerah tersebut.
“Tim medis [di RS Indonesia] terpaksa mengamputasi beberapa pasien karena organ-organ tubuh mereka membusuk,” lapor Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera.
Disebutkan, bahwa rumah sakit tersebut tidak dapat memindahkan pasien yang terluka ke tempat lain.
“Semua rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara telah berhenti beroperasi,” ujar direktur al-Kahlout. (MKR)