Selong (NTBSatu) – Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara kini tak bisa lagi beroperasi akibat kekurangan pasokan peralatan medis di tengah serangan Israel di wilayah tersebut.
Direktur RS Indonesia, Atef al-Kahlout, mengatakan RS telah ditutup dan sekitar 45 pasien yang sangat membutuhkan operasi telah ditinggalkan di ruang tunggu.
Rekaman dari rumah sakit di Beit Lahiya di Jalur Gaza utara menunjukkan, warga Palestina yang terluka berbaris di lorong-lorong fasilitas tersebut dan berbaring di tengah genangan darah.
Berita Terkini:
- Eks Anggota Polisi Terjerat Kasus Narkoba Kabur dari Tahti Polda NTB
- Dugaan Penyimpangan Anggaran Dukcapil Lombok Tengah Dilaporkan ke Jaksa
- Kasus Dugaan Perusakan Gerbang DPRD NTB Diselesaikan Lewat Restorative Justice
- Gubernur NTB: Keuntungan dari Wisata Teluk Saleh Harus Dimanfaatkan untuk Konservasi Hiu Paus
“Rumah sakit Indonesia telah sepenuhnya berhenti melayani dan beroperasi. Kami tidak dapat menawarkan layanan lebih lanjut … kami tidak dapat menyediakan tempat tidur kepada pasien,” kata Kahlout, dikutip dari Al Jazeera, Jumat, 17 November 2023.
Meskipun rumah sakit tersebut memiliki kapasitas 140 pasien, al-Kahlout mengatakan sekitar 500 pasien saat ini berada di dalam rumah sakit.
Dia mengatakan, 45 pasien memerlukan penanganan bedah darurat dan meminta ambulans untuk tidak membawa lebih banyak orang yang terluka ke fasilitas tersebut karena kurangnya kapasitas.
Selain itu, departemen rumah sakit tidak lagi dapat melaksanakan pekerjaan karena kekurangan pasokan yang parah.