Lebih lanjut, Fauzi mengatakan indikator yang mendongkrak ekonomi NTB lainnya adalah proses disinflasi yang lebih cepat dari prakiraan, turut menopang perbaikan daya beli masyarakat pada tahun 2023.
Tercatat inflasi NTB tahun sebelumnya terpantau sebesar 2,29 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,84 persen (yoy).
“Lebih terkendalinya tekanan inflasi dibandingkan tahun sebelumnya tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi yang secara konsisten dilakukan melalui sinergi TPID,” paparnya.
Baca Juga : Kinerja Perbankan di NTB Meningkat, Penyaluran Kredit Tumbuh 8,33 Persen
Adapun ekonomi NTB pada triwulan II 2023 mengalami kontraksi -1,54 persen (yoy).
Pertumbuhan lebih lanjut harus tertahan sebab kinerja sektor pertanian mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan potensi dampak dari musim kemarau (El Nino) dan berkurangnya alokasi pupuk subsidi.
“Potensi terjadinya El Nino dengan skala rendah hingga moderat di tahun 2023 dan alokasi pupuk subsidi yang lebih rendah jadi faktor lambatnya pertumbuhan ekonomi di NTB,” ungkapnya.
Baca Juga : Hingga Kuartal III, PMI NTB Sumbang Remitansi Rp400,69 Miliar