Sedangkan untuk lingkup perguruan tinggi, keduanya akan membenahi kurikulum Perguruan Tinggi, Pendidikan Vokasi dan Politeknik berbasis riset, inovatif, aplikatif, dan inkubasi yang terhubung dengan industri.
Program berikutnya, mereka akan meningkatkan dana riset dan inovasi sehingga dapat mencapai 1,5 hingga 2,0 persen dari PDB dalam 5 tahun. Serta, mendorong perguruan tinggi dalam pengembangan riset dan ilmu pengetahuan yang mendukung strategi pembangunan dan berkolaborasi dengan dunia usaha.
Program selanjutnya, mengenai beasiswa dengan melanjutkan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan memperluas cakupan program hingga ke pesantren dan perguruan tinggi.
Menyediakan beasiswa bagi putra-putri petani, nelayan, guru, dan buruh, untuk melanjutkan jenjang pendidikan S1 hingga S3. Serta, menggandeng perusahaan swasta bermitra dengan BUMN untuk membuka program beasiswa dan magang bagi lulusan di perguruan tinggi dan sekolah kejuruan.
Baca Juga : Polda NTB Pastikan Penyidikan Dugaan Penipuan FEC Masih Berjalan
Tidak hanya itu, pasangan ini juga memiliki fokus untuk mensejahterakan guru, tenaga kependidikan, dosen, peneliti, dan penyuluh, Salah satunya dengan memberlakukan upah minimum untuk kategori guru swasta, PAUD, madrasah, dan yayasan. Mengangkat guru honorer secepatnya secara berkala dan tenaga honorer K2 menjadi ASN.
Meningkatkan kesejahteraan dosen, peneliti, dan penyuluh, serta memberikan akses yang mudah bagi generasi muda yang ingin melanjutkan pendidikan dengan meningkatkan ketersediaan daya tampung perguruan tinggi, standarisasi kualitas, dan mempermudah akses masuk perguruan tinggi.
Program lainnya, membangun perpustakaan dan taman-taman bacaan untuk mendorong gerakan literasi masyarakat. Membangun lebih banyak ruang pameran dan ruang pertunjukan seni di seluruh Indonesia sebagai sarana pengembangan diri seniman-seniwati Indonesia.
Baca Juga : Rilis Terbaru Dorna, Sirkuit Mandalika Tak Masuk Daftar Race 2024
