Tujuan jangka pendek Hamas pertama ialah membebaskan Palestina dari pendudukan Israel, sedangkan tujuan jangka panjangnya dengan membangun negara Islam dari Sungai Yordan ke Laut Mediterania.
Hal tersebut yang memicu permusuhan antarkelompok, melakukan penyerangan yang semakin keras terhadap sasaran sipil dan militer, mendorong Israel menangkap sejumlah pemimpin Hamas pada 1989, termasuk Ahmed Yassin.
Beberapa tahun berikutnya, Hamas lakukan re-organisasi untuk menguatkan struktur komando dan menempatkan para pemimpin kunci di luar jangkauan Israel.
Adapun kelompok bersenjata mereka juga telah dibentuk, dikenal dengan sebutan Brigade Izz al-Din al-Qassam.
Baca Juga : Kunci Hilang Jelang MotoGP Mandalika, Rider Takjub dengan Keahlian Tukang Duplikat Kunci Lokal
Pasukan ini melancarkan serangan anti-Israel di wilayah Israel dan Palestina sejak 1990-an. Termasuk pengeboman skala besar terhadap sasaran sipil Israel, serangan senjata ringan, bahan peledak di pinggir jalan hingga, serangan roket.
Hamas kemudian memenangkan pemilihan legislatif pada awal 2006, mengakhiri kekuasaan partai sekuler Fatah. Organisasi ini pun terus melawan dan menolak untuk melepaskan perlawanannya terhadap Israel.
Pada awal 2008, Hamas melancarkan bom bunuh diri yang menewaskan seorang warga sipil serta berbagai serangan roket dan mortir yang melukai warga sipil.
Kemudian, Juni 2008 Hamas menandatangani perjanjian enam bulan dengan Israel untuk mengurangi serangan roket, usai situasi tenang sementara, Hamas kembali melanjutkan serangan roket yang memicu operasi besar Israel pada akhir Desember 2008.
Beberapa negara mengategorikan Hamas sebagai organisasi teroris, termasuk di antaranya Pemerintah Amerika Serikat, Israel, Uni Eropa, dan Inggris. (WIL)
Baca Juga : Kunci Hilang Jelang MotoGP Mandalika, Rider Takjub dengan Keahlian Tukang Duplikat Kunci Lokal