Mataram (NTBSatu) – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah melakukan konsolidasi untuk para kader dan simpatisan Partai Gelora di Kota Bima dan Kabupaten Bima, di Villa Kosambo Kelurahan Mande Kota Bima, Kamis 21 September 2023.
Dalam pidatonya, Fahri menggarisbawahi pentingnya politik sebagai alat untuk mencapai kebaikan, sambil menyoroti dampak negatif yang mungkin muncul jika kekuasaan jatuh ke tangan yang salah.
Berita Terkini:
- Senggigi Sunset Jazz dan Festival Gili Dihapus dari Kalender Pariwisata Nasional 2024, Ini Kata Kadispar NTB
- KemenpanRB Kembangkan Medsos SmartASN, Apa Manfaatnya?
- Proyek Kakap Rp199 Miliar RS Unram di Balik Gonjang Ganjing Ancaman PHK 380 Pegawai Kontrak
- Ganjar Lewati Jalan Rusak Saat Kunjungan ke Papua, Bagaimana Tanggapan Kepala Desa?
“Kita bisa saksikan di pemberitaan, tidak sedikit kepala daerah yang ditangkap KPK, dan Menteri di OTT KPK. Pemimpin kita ini ada, tapi keluarganya maling uang rakyat, ini yang harus kita perangi sekarang,” tegasnya.
Fahri juga menegaskan lumpuhnya fungsi pengawasan dari DPR RI, dengan minimnya anggota DPR yang bersuara untuk berbagai kasus korupsi yang sempat heboh, misal korupsi BTS senilai 17 Triliun atau transaksi mencurigakan yang dipantau PPATK senilai 349 Triliun.
“Anehnya, tidak kita jumpai anggota DPR yang mengajukan hak angket terhadap perkara besar ini. Mereka lumpuh. Partai Gelora ingin mengembalikan wibawa DPR sebagai lembaga pengawasan yang menjaga dana publik agar tidak dikorupsi oleh maling-maling uang rakyat,” ucapnya.