“Dalam dua bulan ini, Perum Bulog akan menggelontorkan beras program SPHP dengan rata-rata sekitar 80 ton yang akan disebar di kurang lebih 41 pasar di NTB,” tambahnya.
Selain memastikan kestabilan dan ketersediaan beras di pasar, pihaknya saat ini mulai melakukan penyaluran bantuan cadangan beras pemerintah untuk masyarakat Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di 10 kabupaten/kota. Bantuan tersebut sebanyak 18 ton untuk tiga bulan.
Berita Terkini:
- Eks Polisi Terjerat Kasus Narkoba Kabur, Polda NTB Periksa Petugas Jaga
- Demonstrasi Harga Jagung Anjlok Berujung Perusakan Mobil Dinas Wakil Bupati Bima
- Kemenag NTB Diminta Serius Sikapi Kekerasan di Lingkungan Ponpes
- Gubernur NTB Siapkan Dokter Hewan-Tangki Air Antisipasi Kematian Ternak di Pelabuhan Gili Mas
“Penyaluran bantuan pangan pada tahap pertama kemarin kan bulan Maret – Mei, itu sudah tersalurkan kurang lebih sekitar 18.600 ton dan saat ini kurang lebih juga 18.000 ton akan disalurkan selama 3 bulan, yakni September – November,” jelasnya.
Disinggung soal kesulitan pedagang di pasar mendapat beras dari Bulog, David menjelaskan, sebenarnya bukan masalah kesulitan, tapi dalam hal ini pihaknya menjaga, agar jangan sampai konsumen premium larinya ke medium.
“Semuanya kita atur jadi bukan bebas-bebasan mereka minta berapa pun kita kasih, semuanya juga sudah ada jadwalnya kok. Misalnya, kalau Kebon Roek satu Minggu itu 2 kali pengedropan, di mana masing-masing pengedropan itu 500 kilogram,” tutupnya. (MYM)