Mataram (NTBSatu) – Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram mengusulkan tambahan kuota beras murah SPHP sebanyak 2,5 ton per lokasi dalam kegiatan pasar rakyat.
Hal ini dilakukan karena tingginya minat masyarakat terhadap beras SPHP yang dijual dengan harga Rp11.400 per kilogram, lebih murah dibandingkan HET Rp12.500 per kilogram.
Pada kegiatan pasar rakyat pertama di Halaman Kantor Lurah Pejeruk Ampenan, Rabu 5 Juni 2024, Bulog hanya menyediakan 1 ton beras SPHP jenis medium dan 1 ton jenis premium.
Namun, seluruh beras tersebut ludes terjual hanya dalam waktu kurang dari satu jam.
“Kasihan tadi masyarakat banyak yang tidak dapat beli beras SPHP Bulog,” kata Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Disdag Kota Mataram Sri Wahyunida.
Tingginya minat masyarakat terhadap beras SPHP disebabkan oleh harga yang murah dan kualitas yang bagus.
Berita Terkini:
- Pemprov NTB Pangkas Anggaran Rp400 Miliar, Dewan: Manfaatkan untuk Tangani Kemiskinan Ekstrem – Perbaikan Infrastruktur
- Demo Pembentukan PPS, ASDP Pastikan Pelabuhan Poto Tano Tetap Buka
- Hikayat Ampenan: Jejak Maritim dan Napas Toleransi dalam Sajian Teater Situs Kota Tua
- Dibantai Barcelona, Begini Hitungan Kans Real Madrid Bisa Juarai La Liga
- Pemprov NTB Belum Pertimbangkan Beri Pendampingan Hukum kepada Aidy Furqan Kasus Proyek Smart Class
Meskipun harga beras di pasar sudah turun, beras SPHP tetap menjadi primadona masyarakat.
Disdag Kota Mataram sebelumnya berharap Bulog dapat membawa 3 ton beras SPHP, mengingat saat ini sudah memasuki musim panen raya.
Namun, karena beras SPHP masih dalam proses pengemasan, kuota untuk pasar rakyat dikurangi menjadi 1 ton.
Menyikapi hal tersebut, Disdag Kota Mataram mengusulkan tambahan kuota beras SPHP menjadi 2 ton hingga 2,5 ton per lokasi pada kegiatan pasar rakyat berikutnya. Selain itu, jenis beras premium tetap dialokasikan 1 ton per lokasi.
“Jadi masyarakat yang tidak bisa beli beras murah di Pejeruk, bisa beli dalam kegiatan pasar rakyat yang akan dilaksanakan di dua lokasi lagi,” kata Nida. (WIL)