“Mereka bilang berarti kita tidak susah lagi kalau kita membutuhkan sate rembiga, sate pusut, ayam taliwang, itu mereka tinggal beli, dan mereka juga tertarik sekali teman-teman di Malaysia dengan kuliner-kuliner yang sudah kita packing,” terangnya.
Dibalik mulusnya produk kuliner masuk di Malaysia, justru produk kosmetik yang ditolak.
Penolakan produk kosmetik, kata Nelly, lantaran Malaysia mempunyai syarat sendiri khusus produk kosmetik. Tidak hanya produk NTB, produk lain pun juga demikian, misalnya Wardah, yang membutuhkan 2 tahun untuk bisa masuk pasar Malaysia.
Berita Terkini:
- Ahsanul Khalik: Mengabdi dengan Hati, Memimpin dengan Solusi
- Sosok Mantan Panglima TNI Try Sutrisno Pengusul Wapres Gibran Diganti
- Mutasi Pejabat Ditunda, Komunikasi Elite Pemprov NTB Dipertanyakan
- Netizen Lancarkan “Serangan” setelah Mobil Damkar Diminta Bayar Parkir saat Bertugas
“Kemarin yang ditolak itu adalah kosmetik, karena Malaysia punya syarat sendiri, sehingga kita bawa kembali produk kosmetiknya. Tapi Insya Allah kita akan cari jalannya, seperti tadi Maklon. Tidak masalah, yang penting pruduk kita masuk,” ungkapnya.
Keberhasilan produk lokal NTB menembus pasar Malaysia merupakan hilir dari industrialisasi yang digaungkan Pemprov NTB selama ini.
“Ini kan masih berproses. Jadi dengan kemasan yang bagus, legalitas yang baik , kita bisa menembus pasar internasional dan kemarin Senin Alhamdulillah kita juga kedatangan eksportir kita yang rute penjualannya itu New Zealand dan Australia,” tutupnya. (MYM)