Mataram (NTB Satu) – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda ) NTB, Dr. Iswandi menjadi narasumber dalam seminar “Strategi Pemerintah Daerah dalam Pemulihan Ekonomi Lokal Paska Berakhirnya Relaksasi Kebijakan Ekonomi Nasional” di Hotel Lombok Raya, Selasa, 30 Mei 2023.
Terkait kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung pemulihan ekonomi, Iswandi menjelaskan bagaimana NTB keluar dari krisis bencana yang terjadi bertubi-tubi.
“Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari dua pulau, keduanya punya karakteristik berbeda,” kata Iswandi.
Menurutnya, dengan kondisi seluruh kawasan di Pulau Lombok masuk kategori rawan bencana, maka Pulau Lombok dikonsepkan sebagai eco city dan reseller island. Sementara itu Sumbawa yang lebih dekat dengan NTT, dibangun dengan konsep sustainable economic zone.
“Semuanya berbasis lingkungan,” ujarnya.
Ke depannya yang menjadi fokus utama pembangunan ekonomi NTB, menurut Iswandi adalah melakukan transformasi.
“Bagaimana pertumbuhan NTB bergerak dari tambang menjadi didominasi non-tambang, agar bisa tingkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata,” ujarnya.
Dengan leading sektor industri pengolahan, menurutnya, saat ini NTB telah melakukan beberapa kebijakan untuk mendukungnya, seperti bela beli produk lokal dan memacu inovasi untuk mendukung industrialisasi.
“Alhamdulillah pada quartal pertama tahun 2023, sektor non-tambang sudah mengungguli sektor tambang. Salah satu kebijakan menarik ketika pandemi adalah bantuan sembako dalam JPS Gemilang bersumber dari produk UMKM lokal,” jelasnya.
Selain itu, ia menyebut dua kebijakan penting yang juga dilakukan saat pandemi Covid-19 adalah pengendalian inflasi daerah dan kebijakan fiskal daerah berupa refocusing anggaran APBD.
“Di tengah masa pandemi, bagaimana KEK menjadi tujuan pariwisata internasional. Alhamdulillah sudah ada MotoGP dan MXGP. Terus tingkatkan perbanyak event, siapapun yang jadi gubernur, kebijakan yang sudah didukung nasional, akan terus dilanjutkan,” tegasnya.
Menutup paparannya, Iswandi berharap bagaimana ekosistem kepariwisataan yang sudah maju di Bali bisa menular hingga NTB dan NTT.
“Ini sebagai usaha peningkatan kontribusi sektor di luar tambang, selain prioritas lainnya yaitu industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan,” tutupnya. (MKR)