“Hujan meteor perseid juga tidak akan berdampak bahaya bagi bumi. Bisa menjadi pemandangan yang indah dan bisa untuk destinasi wisata,” tandasnya.
Diketahui, hujan meteor merupakan fenomena yang terjadi saat batuan meteor melintas menuju atmosfer Bumi di antariksa. Saat Bumi melewati orbit meteor, maka akan ada batuan yang jatuh ke atmosfer Bumi.
Saat masuk ke Bumi melalui atmosfer, meteor akan terbakar sehingga seakan menimbulkan ekor yang kemerahan di belakangnya atau disebut komet. Sejumlah meteor yang jatuh ke Bumi akan terlihat seperti tetesan hujan sehingga disebut hujan meteor.
Pada pertengahan Agustus ini, hujan meteor yang muncul tampak memancar dari satu titik langit di rasi bintang Perseus sehingga fenomena ini disebut hujan meteor perseid.
Baca Juga:
- DBD di NTB Capai 3.848 Kasus, 7 Orang Meninggal Dunia
- Ummat Borong 6 Penghargaan LLDikti Wilayah VIII, Ikhtiar Kampus Unggul
- Santri Al-Ishlahul Ittihad Gelar Pertunjukan Seni Tradisional Dipadukan Seni Islami
- ANTV PHK Massal Karyawannya, Ini Deretan Program yang Pernah Populer
Dilansir dari Space, hujan meteor perseid dapat terlihat paling baik di belahan Bumi bagian utara hingga garis lintang pertengahan selatan.
Saat puncaknya, fenomena ini akan memperlihatkan hujan meteor sebanyak 60 hingga 100 buah per jam.
Untuk mendapatkan pengalaman terbaik, pengamatan sebaiknya dilakukan di tengah malam hingga sebelum fajar. Tempat pengamatan pun harus gelap dan jauh dari penghalang.
Sebelum melakukan pengamatan, pastikan pengamat berada di lokasi yang gelap dan membiasakan penglihatan selama 30 menit. Selanjutnya, duduklah dengan santai sambil menunggu munculnya hujan meteor. (JEF)