Furkan mengestimasikan para pedagang dan peternak sudah rugi miliaran. Belum lagi jika dihitung dengan biaya sewa lahan dan kandang.
“Iduladha sudah selesai. Tapi ada ribuan sapi yang tidak terjual. Para pedagang dan peternak sudah kehabisan uang untuk bertahan hidup di sini”, ungkapnya.
Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh oknum yang membeli sapi dengan harga yang murah yang sangat jauh dari harga normal.
Baca Juga:
- Banjir Bandang Terjang Pulau Sumbawa, Nestapa di Ujung Tahun 2024
- Penetapan NTB sebagai Tuan Rumah PON 2028 Masih Tunggu SK Kemenpora
- Kabid SMK Terjaring OTT Seret Nama Kadis Dikbud NTB
- Siswi SMAN 1 Mataram Bawa Tim Hockey Indonesia Juara Asia
“Karena sudah tidak ada pilihan lain, jadilah sebagian dari para pedagang ini mengobral sapinya sampai Rp2 juta”, tandasnya
Ironisnya, Furkan mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada kejelasan untuk mekanisme pemulangan sapi. Kabarnya, pemulangan ribuan sapi ini ditolak pemerintah karena alasan khawatir penyakit.
“Kami mohon Gubernur NTB memberikan komitmen yang jelas terkait permasalahan ini. Kalau tidak kepada pemerintah, kepada siapa lagi rakyat seperti kami ini harus minta tolong”, tutupnya (STA)