Mataram (NTB Satu) – Nama H. Jakaria Umar, seorang pengusaha Jakarta asal Desa Wadukopa Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, sedang mencuri perhatian.
Direktur Utama PT JM Mutu Utama ini dikenal begitu dermawan dan berjasa untuk pembangunan infrastruktur di kampung halamannya.
Namun dengan rendah hati, ia menolak populer dan enggan disorot media.
Bangun jalan Rp1,3 miliar
Baru-baru ini, ia diketahui merogoh kocek pribadi sebesar Rp1,3 miliar untuk membangun jalan yang rusak di kampungnya, Desa Wadukopa, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima.
Awalnya, masyarakat desa ingin memperbaiki jalan yang sudah rusak selama 7 tahun, namun tak kunjung mendapatkan kucuran anggaran dari Pemkab Bima. Akhirnya proposal pembangunan diajukan ke Jakaria dan tanpa birokrasi bertele tele langsung disetujui.
Tak heran dia begitu dihormati di kampung halamannya, umumnya di Kabupaten Bima.
“Di sekitar Donggo dan Soromandi, beliau adalah orang yang sangat dihormati masyarakat,” kata Kepala Desa Wadukopa, Budiman, Jumat, 26 Mei 2023.
Bangun Masjid
Jakaria juga membangun sebuah masjid di kampungnya mulai dari konstruksi sampai rampung. Masjid megah bagi warga setempat itu hingga kini kokoh berdiri dan dimanfaatkan kegiatan beribadah.
Sejumlah pondok pesantren yang ada di Kecamatan Soromandi tak lepas dari sentuhan kedermawanannya.
“Kalau di Wadukopa, beliau pernah bangun satu masjid dan membantu pembangunan di beberapa pondok pesantren,” ucap Budiman.
Tunjangan kepada janda
Siti Syamsiah, salah satu di antara sekian banyak yang disantuni Jakaria, diberikan lewat orang orang kepercayaannya. “Uang langsung masuk ke rekening saya setiap bulan. Ini (santunan) sudah berjalan tujuh tahun,” kata Syamsiah kepada NTBSatu.
Namun ia menolak menyebut angkanya, karena memahami karakter Jakaria yang tidak ingin pemberiannya itu digembar gemborkan.
Kabar lain, jika ditaksir, setiap bulan pengusaha Migas ini merogoh hingga Rp700 juta untuk santunan dan gaji janda dan orang orang kurang mampu di Soromandi.
Budiman juga membenarkan Jakaria memberi tunjangan bagi janda-janda kurang mampu di kampungnya.
Namun mengenai besaran, Budiman juga enggan membeberkan.
“Kalau soal jumlah, kami abaikan itu. Karena beliau berpesan ‘jangan terlalu membuat statement, biar Tuhan saja yang tahu’,” terang Budiman.
Kisah masa lalu
Jakaria Umar sebelumnya adalah warga kampung, layaknya warga lainnya. Lahir di Wadukopa, Desa dengan kontur miring di Kecamatan Soromandi.
Awalnya ia diangkat sebagai ASN di desanya, namun saat menginjak usia dewasa, ia pergi merantau ke Ibu Kota Jakarta untuk berbisnis dan melepas status ASN-nya.
Keputusannya melepas status ASN membawanya pada keberhasilan sebagai pengusaha jaringan Migas, menyandang dua gelar pendidikan, yaitu Sarjana Ekonomi dan Magister Manajemen.
Kini, H. Jakaria sudah menjadi pengusaha sukses di bidang bahan kimia. Ia pun merekrut banyak pemuda kampung di Wadukopa untuk bekerja di perusahaanya, PT. JM Mutu Utama. (RZK)