Mataram (NTB Satu) – Sepekan jelang hari raya Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong menyerbu toko pakaian yang ada di Wilayah Kota Mataram. Situasi ini menjadi peluang warga menjadi tukang parkir musiman.
Mereka diketahui mematok harga parkir lebih mahal dari ketentuan yang diatur Pemkot Mataram. Padahal tarif parkir sesuai Perda Nomor 4 Tahun 2017 tentang retribusi jasa usaha, tarif untuk sepeda motor Rp1.000 dan tarif mobil sedan dan sejenisnya Rp2.000.
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mataram mengantisipasi munculnya parkir musiman yang biasanya berada di toko-toko ramai pengunjung. Petugas melakukan pendataan dan sosialisasi agar tidak menerapkan tarif parkir di atas rata – rata yang memberatkan warga.
“Biasanya yang jadi tukang parkirnya juga warga sekitar sini, mereka lihat peluang dan biasanya sudah ada yang mengkordinir,” kata Ali, Petugas Dishub Kota Mataram yang ditemui di Jalan Panca Usaha Mataram.
Beberapa titik teramai yang dipantau NTBSatu, seperti Toko Roxy dan Fashion One, terlihat ratusan motor dan puluhan mobil memadati hingga ke badan jalan menyebabkan lalu lintas terganggu.
“Mereka dibutuhkan karena aktivitas hilir mudik kendaraan sangat tinggi, jadi tugas mereka mengamankan kendaraan selama ditinggal belanja. Karena itu perlu diatur supaya keberadaan mereka tidak merugikan masyarakat,” terang Ali.
“Jangan sampai belanjanya hanya Rp50.000, parkirnya Rp20.000. Ini kan merugikan namanya,” sambungnya.
Parkir dadakan ini biasanya mematok harga dikisaran Rp3.000 – Rp5.000 untuk Motor dan Rp5.000 – Rp7.000, bahkan Rp10.000 untuk Mobil.
Namun para juru parkir beralasan, naiknya tarif karena semakin beratnya beban kerja. Kapasitas motor juga mempengaruhi besarnya tarif.
“Kita lihat jenis motornya apa, misalkan motor yang badannya besar seperti NMax atau PCX kan itu berat jadi kita minta uang parkir lebih mahal,” ujar Gede, salah satu tukang parkir musiman. (STA)
