Mataram (NTB Satu) – Tinggal hitungan hari bulan Ramadhan 1444 H segera tiba. Pada beberapa daerah, masyarakat muslim Indonesia menyambutnya dengan ziarah kubur.
Ziarah kubur menjelang Ramadan merupakan tradisi masyarakat dan bukan anjuran agama. Sebab, Rasullah SAW memperbolehkan ziarah kubur, namun tidak disebutkan waktu-waktu khusus pelaksanannya.
Pelaksanaan ziarah kubur pun disunnahkan diperbanyak. Dengan tujuan supaya dapat mengambil pertimbangan dan peringatan serta teringat kehidupan akhir.
Terdapat sejumlah hadits yang menjadi dasar pelaksanaan ziarah kubur. Rasulullah SAW bersabda,
كُنتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ القُبُور، وَلكِنْ فَرُورُوها، وفى روَايَةٍ – فَمَنْ أَرَادَ أَنْ يَزُورَ القُبُورَ فَلْيَزُرْهَا فَإِنَّهَا تُذكر الأخرة
Artinya: “Aku melarang kalian berziaran kubur, tetapi sekarang silahkan ziarah kubur.” Dalam riwayat lain: Barang siapa yang hendak ziarah kubur silahkan, karena ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat” (HR Muslim).
Dilansir dari NU Online, awalnya Rasulullah SAW melarang tradisi ziarah kubur. Dikarenakan, keimanan masyarakat saat itu masih lemah, pola pikir yang masih didominasi kemusyrikan dan kepercayaan kepada para dewa dan sesembahan.
Larangan itu dikeluarkan karena Rasulullah SAW khawatir, tradisi berziarah menjadi ajang menyembah kuburan. Seiring waktu, tradisi ziarah pun diizinkan oleh Rasulullah SAW.
Meski demikian, jangan sampai umat muslim salah persepsi dengan tradisi ini. Jangan sampai ziarah digunakan untuk meminta doa kepada leluhur atau kuburan.
Adapun 4 adab yang harus ditaati saat melakukan ziarah kubur:
1. Selalu Mengucapkan Salam
Saat masuk ke area kuburan, dianjurkan mengucapkan salam. Salam yang dianjurkan adalah ‘Asaalamu alaika dara qaumi mu’minin, wa inna, insya Allahu bikum lahiqun’
Artinya: ‘Semoga keselamatan tertuju pada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian.’
2. Mendoakan Almarhum
Niat berziarah ialah mendoakan orang yang sudah meninggal. Maka, doa yang dibacakan saat berziarah, niat dan pahalanya harus ditujukan untuk orang yang sudah meninggal. Doa tersebut akan menjadi amalan si mayit sehingga kuburannya bisa dilapangkan.
3. Mengikhlaskan Hati
Ingatlah bahwa berziarah adalah untuk mendoakan orang yang meninggal. Perlu menjaga hati dan selalu ikhlas saat melakukan ziarah.
4. Mawas Diri
Tidak hanya untuk mendoakan orang yang sudah meninggal, namun berziarah dapat menjadi ajang dan tempat untuk mawas diri. Sekiranya, orang yang berziarah merenungkan tentang kehidupan, kematian, dan waktu yang dijalani selama hidup.
Maka, saat berziarah, manusia juga harus merenung. Bahwa tidak ada yang kekal dan abadi di dunia ini.
Itulah hukum dan empat adab ziarah kubur yang menjadi tradisi masyarakat menjelang Ramadan. (JEF)