BERITA NASIONAL

TGB Institute Gelar Diskusi, Calon Luar Jawa Diprediksi Bisa Tampil di Pilpres

Mataram (NTB Satu)TGB Institute mengadakan diskusi secara online yang bertajuk “Halaqah Ramadan” yang berlangsung Selasa malam 11 April 2023.

Diskusi itu bertemakan “Membaca Dinamika Politik menuju 2024 : Masih relevankah kombinasi pasangan Jawa dan Non Jawa?”.

IKLAN

Diskusi itu berlangsung cukup menarik dan membuat peserta diskusi sangat antusias mengikuti pembahasan hingga akhir.

Dalam kesempatan itu, narasumbernya adalah Dosen Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio. Sementara akademisi Unram Dr. Saipul Hamdi menjadi moderator.

Hendri menilai kandidat yang berasal dari luar Jawa masih berpeluang untuk bisa tampil dalam kontestasi Pilpres mendatang. Bukan tanpa alasan, Ia melihat karena adanya kooptasi kandidat yang berasal dari Jawa akhirnya menimbulkan resisten figur-figur yang berasal dari luar pulau Jawa.

Akibatnya akan terjadi penguatan secara simultan kandidat yang berasal dari luar Jawa untuk tampil pada kontestasi Pilpres nantinya.

IKLAN

“Terkooptasi dengan nama-nama yang sudah ada,” ujar Hendri dalam diskusi online tersebut.

Lanjut Hendri, bahwa kandidat yang berasal dari luar Jawa patut diperhitungkan pada pilpres mendatang. Sebab figur non Jawa memiliki kemampuan dalam mengkonsolidasikan dukungan sebagai antitesa dari kandidat yang berasal dari pulau Jawa.

Tetapi, Ia menilai tujuan itu tidak akan terwujud jikalau kandidat non Jawa tidak diberikan ruang mobilitas yang cukup untuk menapaki jalan politik di level nasional.

Sehingga yang terjadi hanya euforia sesaat dan ditambah dengan tidak adanya keinginan dari para ketua Partai untuk mendorong figur non Jawa tampil dalam kontestasi lima tahunan itu.

Ia menilai tokoh yang mungkin bisa diberikan ruang untuk melangkah ke perpolitikan nasional seperti Ketua Harian DPP Perindo TGB Muhammad Zainul Majdi, serta Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. Zulkieflimansyah.

Menurut Hendri, keduanya memiliki track record yang cukup bagus dalam memimpin daerah. Sehingga dirasa pantas untuk didorong maju dalam kepemimpinan nasional. “Nama TGB dan Bang Zul sesuai kriteria tetapi tidak dijaga,” katanya.

Dosen komunikasi politik itu juga memberikan penjelasan mengenai harus adanya keberanian yang penuh dari figur-figur non Jawa untuk menyampaikan argumentasi ataupun statemen dalam menjawab isu nasional yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Ini diperlukan agar popularitas serta kekuatan intelektual para figur bisa dikenal luas oleh masyarakat.

Hendri berharap agar lembaga TGB Institute ini bisa menjadi pemantik bagi lembaga-lembaga lainnya, untuk mendiskusikan mengenai potensi kandidat yang berasal dari non Jawa untuk maju dalam perhelatan pilpres 2024. Sehingga kedepan dapat menjadi positioning tersendiri bagi kandidat non Jawa dan akan diperhitungkan dalam kancah perpolitikan nasional.

“Potensi melalui TGB Institute ini bisa memasukan nama luar Jawa sebagai kandidat,” ujarnya.

Terakhir Hendri menyampaikan bahwa peluang itu masih terbuka asalkan ada kekompakan dan kesolidan seluruh elemen dalam menaikan figur kalangan non Jawa terlebih kepada seluruh ketua partai-partai politik yang akan mengusungnya. “Masih terbuka, jalurnya masih ada,” tandasnya. (ADH)


Lihat juga:

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button