Kota Mataram

Kampanye Tolak Kereta Gantung Rinjani Curi Perhatian di CFD Mataram

Mataram (NTB Satu) – Aksi kampanye “Tolak Kereta Gantung Rinjani” yang dilakukan ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Rinjani Bergerak berhasil menyita perhatian masyarakat pada kegiatan Car Free Day (CFD) di Jalan Udayana, Kota Mataram pada Minggu, 8 Januari 2023.

Aliansi tersebut beranggotakan kelompok-kelompok pemerhati lingkungan Sepulau Lombok.

Penanggung Jawab Aliansi Rinjani Bergerak, Arie Syahdi Gare menyebutkan, kempanye tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bahayanya pembangunan kereta gantung di kawasan hulu hutan Tahura Nuraksa, apalagi jika akan memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

Kempanye itu pun mendapatkan berbagai respons dari masyarakat, karena banyak dari mereka yang ternyata tidak terlalu mengetahui adanya pembangunan di kawasan hulu.

“Respons masyarakat variatif, ada yang sekedar ingin tahu bahkan ada yang ikut bersikap menolak,” kata Arie, Senin, 9 Januari 2023.

Aliansi tersebut berpandangan bahwa pembangunan kereta gantung tersebut terlalu mengikuti gaya kebarat-baratan yang saat ini tidak dibutuhkan oleh masyarakat lokal.

“Pada kampanye ini pun kami melakukan aksi berupa pengumpulan uang koin, mengilustrasikan bahwa proyek ini seperti kejar tayang, tanpa memperhatikan dan mengkaji secara konservatif. Lalu Amdal belum terbit, kenapa sudah dilakukan ground breaking?,” tanya Arie.

Penolakan itu dianggap penting karena kondisi hutan di NTB yang saat ini kian kritis yang terus-terusan menimbulkan bencana. Dimana kawasan kaki Gunung Rinjani menjadi satu-satunya penopang ekosistem hutan setelah bagian-bagian hilir Pulau Lombok dibabat habis untuk pembangunan dan berbagai kegiatan ekonomi lainnya.

Sebelumnya, Sekda NTB Drs H.Lalu Gita Ariadi mengatakan, untuk menghentikan polemik pembangunan kereta gantung ini karena adanya kekhawatiran terkait dengan potensi kerusakan lingkungan, tentu perlu dilakukan sosialisasi terus-menerus, sehingga semua pihak memahami tujuan investasi ini.

Sekda pun membandingkan pembangunan kereta gantung Rinjani dengan kereta “gerbang surga” di pegunungan Taishan, Provinsi Shandong, China. Dengan tinggi 1.532 meter, kereta gantung China ini menjual keindahan ekologi alam sekitar.

“Investor kereta gantung berkepentingan menjaga ekologi, itu jualannya. Jadi bagaimana rupanya jika banyak yang rusak. Jadi yang dia jual adalah hamparan yang ada di bawahnya, menjual udara segar. Itu berdasarkan apa yang pernah saya lihat dan nikmati,” kata Lalu Gita Ariadi.

Sehingga ia menilai bahwa investasi pembangunan kereta gantung Rinjani adalah satu hal yang bagus. Tentu proses perizinan, kajian-kajian lingkungan harus dilaksanakan sesuai aturan.(RZK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button