Mataram (NTB Satu) – Provinsi NTB berhasil mencapai swasembada pangan. Capaian ini kini berusaha sedang dipertahankan, bahkan harus ditingkatkan.
“Terutama untuk komoditas pangan Pajale (Padi, Jagung, Kedelai). Target,” kata Kadistanbun Provinsi NTB, H. Fathul Gani.
Panen dan realisasi produksi Pajale Provinsi NTB Tahun 2022 dirincikan. Padi luas panen ditargetkan 405.644 Ha. Realisasi 227.235 Ha (56,02 %). Target Produksi (Ton) 2.185.544 ton. Realisasi 1.153.906 ton (52,80 %).
Sementara untuk jagung. Luas Panen ditargetkan 318.847 Hektar. Realisasi 271.147 Hektar (85,04 %). Target Produksi 2.234.032 ton. Realisasi: 1.691.004 ton (75,69 %). Untuk kedelai, luas tanam ditargetkan 28.535 Hektar. Realisasi, 3.182 Hektar (11,15 %). Produksi ditargetkan 40.809 Ton. Realisasi 3.124 Ton (7,66 %).
Angka produksi masih bersifat perkiraan, Badan Pusat Statistik (BPS) nantinya akan merilis angka tetap (Atap). Realisasinya terhitung sampai dengan Bulan Juli dan Agustus 2022.
Fathul Gani menambahkan, untuk jagung dan padi, masih sangat optimis target produksi bisa dicapai. Yang masih membutuhkan perjuangan ekstra adalah kedelai. Diketahui, semangat petani untuk menanam kedelai terbilang masih rendah. Persoalannya adalah massifnya kedelai yang didatangkan dari luar negeri (impor) di pasaran. Kualitas dan harganya juga bersaing. Akan tetapi, kata Fathul Gani, tidak bisa sepenuhnya mengandalkan pasokan dari kedelai impor. Terutama perajin tahu dan tempe. Kedelai impor harganya sangat tergantung pada situasi global.
Karena itu, perajin tahu tempe harus mendapatkan kemudahan mendapat bahan baku kedelai selain keddelai impor.
“Tidak ada cara lain selain mendorong petani kedelai berproduksi. Agar hasil produksinya brimbang dengan biaya yang dikeluarkan, petani kita perlu diberikan insentif-insentif. Apa saja, misalnya kita berikan bantuan bibit gratis, bantuan pupuk. Kalau Alsintan sepertinya petani sudah mendapatkan banyak bantuan,” demikian tutupnya. (ABG/*)