Mataram (NTBSatu) – Meningkatnya harga beras di NTB, mendapat sorotan dari anggota DPRD Fraksi Gerindra Haerul Warisin.
Ia menegaskan, kenaikan harga beras yang dipicu oleh mahalnya biaya produksi, harus mendapat atensi kuat dari Penjabat (Pj.) Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi.
Menurutnya, langkah Gita Ariadi dalam menekan harga beras bisa diawali dengan bekerjasama dengan pihak Bulog.
“Jadi Pj. Gubernur harus melakukan kerja sama dengan pihak bulog untuk melakukan pasar murah,” jelasnya kepada NTBSatu Selasa, 31 Oktober 2023.
Dengan tegas, ia menginginkan agar Pj. Gubernur tidak tutup mata mengenai persoalan yang tengah dihadapi oleh masyarakat.
“Jadi Pj Gubernur tidak boleh diam,” tegasnya.
Berita Terkini:
- Peringati Hari Kartini 2025, Himasta FMIPA Unram Kolaborasi dengan Rumah Perempuan Migran Ajak Perempuan NTB Berpendidikan Tinggi
- Prediksi Tanggal Rilis iPhone 17, Ini Spesifikasinya
- Polisi Didorong Tuntut Mati “Walid Lombok” Diduga Cabuli-Setubuhi Santriwati
- Biaya Transportasi Berobat Mahal-Pelayanan Kurang, Gubernur NTB Janji Tingkatkan Kualitas Rumah Sakit di Pulau Sumbawa
Lebih lanjut menurutnya, dengan bekerja sama bersama Bulog, pihak Pemprov NTB dapat melihat daerah mana saja yang memiliki tingkat harga yang masih tinggi.
“Ketika ada kerja sama, nanti Bulog akan membentuk satgasnya untuk di sebar ke spot-spot yang dinilai harga beras masih terbilang tinggi,” ucapnya.
Kemudian, ia menjelaskan, selama turun reses di dapilnya, keluhan masyarakat hanya berkutat pada persoalan pupuk subsidi. Mengenai harga beras tinggi, ia masih belum mendengarkan langsung di masyarakat.
“Saya sudah turun di beberapa titik, masyarakat tidak ada yang berbicara mengenai harga beras ini, akan tetapi mereka berharap agar pemerintah ke depan bisa memberikan kembali pupuk subsidi dalam jumlah yang cukup dan jenis yang sesuai,” pungkasnya.
Walau belum adanya keluhan mengenai harga beras tinggi, ia berharap agar Pemprov dapat memberikan atensinya terhadap harga beras yang makin melonjak naik. (ADH)