Hukrim

Heboh Influencer Ngaku Dilecehkan di Gili Trawangan Lombok

Mataram (NTB Satu) – Seorang tiktoker dengan jumlah pengikut 382 ribu orang, Mia Earlina dengan akun tiktok @miaearliana mengunggah video curhat soal kekesalan dirinya saat berwisata ke Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara.

Dalam video yang sudah dibagikan sebanyak 1.023 kali itu, ia curhat, bahwa dirinya sering kali dilecehkan dengan mendapatkan godaan verbal atau catcalling dari pria di Gili Trawangan.

Catcalling bikin gue emosi sampai sekarang. Bahkan gue sempat kena pelecehan seksual. Gue beneran marah. Gue gak akan kembali lagi ke Gili Trawangan. ‘Mbak mau ke mana, cantik, cantik. Mbak mau snorkeling gratis gak. Nih saya kasih snorkeling gratis. Mbak minta nomor WhatsApp. Mbak sini mau saya temenin. Mbak mau temenin saya gak,” kata Mia dengan ekspresi wajah terlihat kesal.

Dilihat dari sederet postingannya, perempuan yang diperkirakan seorang influencer itu pun heran, perlakuan berbeda ia temukan diperlihatkan warga lokal kepada wisatawan asing. Warga setempat ia lihat lebih hormat kepada wisatawan asing yang datang.

Dalam video yang sudah ditonton 9 juta kali itu, Dewi membandingkan Gili Trawangan dengan destinasi-destinasi wisata di beberapa wilayah yang pernah ia kunjungi, seperti Bali, Gorontalo hingga Papua.

“Gue gak pernah dapat catcalling di Bali, mau pakai baju apa juga. Tetapi di Gili, catcalling-nya benar-benar luar biasa, udah unbelievable. Baru nyampai pelabuhan, derek koper itu udah banyak sekali catcalling,” ucapnya.

Selain godaan, ia juga mengaku ditipu oleh penyedia layanan wisata di Gili Trawangan. Ia disuruh menambah bayaran tambahan hingga jutaan rupiah saat menginap di akomodasi setempat.

Tidak hanya akomodasi, ia juga merasa ditipu saat menyewa sepeda hingga membeli makanan di pasar tradisional.

“Gimana kalau kayak gitu, kalau bukan scam namanya. Masuk night market, gue ini lokal yang bule cuma dua. Masa beli ikan dibilang Rp300 ribu seekor. Mereka gak hargain gue dan teman gue sebagai lokal dong. Itu night market di pasar bukan restoran,” keluhnya.

Mia mengaku, kondisi yang dirasakannya itu bukan salah tempat wisatanya, tetapi sikap penyedia layanan pariwisata setempat yang harus diperbaiki. Apalagi mengingat Gili Trawangan adalah salah satu destinasi favorit di NTB. (RZK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button