Mataram (NTB Satu) – Sebanyak 27.500 ton beras yang dihasilkan petani NTB sudah dikirim untuk memenuhi kebutuhan beberapa daerah di Indonesia. Penjualan beras ini menguatkan posisi provinsi NTB yang memang sangat strategis sebagai penyangga pangan nasional.
Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Abdul Muis di Mataram, Rabu 7 September 2022 menyebut, sejak Januari sampai awal September 2022 ini, beberapa daerah yang sudah dikirimi beras diantaranya, NTT 21.550 ton, Bali 1.500 ton, Sumatera Utara 2.400 ton, Kalimantan Barat 2.000 ton. Lalu akan menyusul 6.500 ton akan dikirim ke DKI Jakarta, dan NTT.
βTarget kami, hingga akhir tahun ini terkirim sebanyak 70.000 ton. Supaya kami bisa terus menyerap beras petani,β kata Muis.
Tahun ini menjadi tahun sejarah bagi Provinsi NTB karena sudah mengirim beras sebanyak itu ke sejumlah daerah di Indonesia. Muis menambahkan, tingginya permintaan ini bisa juga dipengaruhi oleh rendahnya produksi beras di daerah-daerah tersebut, sehingga harus membutuhkan pasokan dari daerah penghasil.
βBisa jadi karena sudah memasuki musim pacikelik juga,β imbuhnya.
Muis mengatakan, stok beras NTB memang harus dikeluarkan. Jika tidak, akan terjadi penumpukan stok di dalam daerah. Risikonya, penyusutan kualitas beras, kerugian, dan minimnya serapan yang dilakukan oleh Bulog. Selama tahun 2022 ini, Perum Bulog NTB akan menyerap beras dari petani sebanyak 120.000 ton.
Untuk melakukan penyerapan beras sebanyak ini, Bulog melakukan pembelian menggunakan dana komersil bank sampai hampir Rp1 triliun.
βKalau tidak dikeluarkan berasnya, stok bisa menumpuk, dan kami harus menanggung beban bunga bank Rp200an juta sehari,β imbuhnya.
Dengan target moving beras keluar NTB sebesar 70.000 ton tahun 2022 ini, diharapkan gudang-gudang yang tadinya penuh bisa longgar kembali. Agar bisa dilakukan penyerapan beras dan gabah dari petani pada musim panen Februari , Maret dan April 2023 nanti.
βHarapan kami, gudang-gudang kami bisa berkurang 70.000 ton space tersedia. Atau setidaknya, stok beras minimal yang tersedia sebanyak 35.000 ton. Meski kami kirim sebanyak itu, kita sudah menghitung kebutuhan dalam daerah sudah tercukupi setahun dan tidak terganggu. Jadi jangan khawatir kita akan kekurangan beras,β jelas Muis.
Selain pengiriman beras keluar daerah, Bulog NTB juga gencar melakukan operasi pasar di dalam daerah. hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar harga beras tidak mengalami kenaikan karena spekulan, agar tidak memberatkan rumah tangga. Untuk kegiatan operasi pasar ini, tambah Muis, tahun ini juga ditargetkan sebanyak 32.000 ton. (ABG)