Daerah NTB

Rekor Pengolahan Sampah 20 Ton per Hari Ditargetkan 2023

Mataram (NTB Satu) – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB pernah berhasil mengembangkan mesin olahan sampah penghasil bahan bakar atau pirolisis pada tahun 2021 yang memiliki kapasitas sebesar satu ton per hari. Pengembangan mesin olahan sampah penghasil bahan bakar tersebut hendak dikembangkan agar menampung sampah sebanyak 20 ton per hari, khususnya di ruang lingkup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB, Julmansyah mengatakan, sampai hari ini, pengembangan mesin tersebut terus dilakukan. Para peneliti masih tetap berusaha melakukan pengembangan. Mesin pirolisis dijadwalkan selesai pada tahun 2023.

“Mereka menargetkan dapat mengerjakan sampah hingga 20 ton per hari,” ujar Julmansyah, Selasa, 6 September 2022.

Sedangkan untuk ketersediaan bahan baku mesin pengolah sampah penghasil bahan bakar tidak mengalami permasalahan berarti. Sebab, bahan baku utama mesin pengembangan tersebut yaitu sampah plastik. Berdasarkan hasil analisis DLHK NTB, 10 hingga 12 persen sampah di NTB berbentuk plastik.

“Kalau dipukul rata jumlah sampah di NTB perhari sebanyak 3000 ton, maka hasil sampah yang berasal dari plastik dapat mencapai 300 ton,” papar Julmansyah.

Mengenai jenis bahan bakar yang bakal dihasilkan oleh mesin pengembangan tersebut, Julmansyah menyebutkan jenisnya akan variatif. Namun, jenis konkret dari pengembangan tersebut baru akan diketahui apabila proses pengembangan telah diselesaikan.

“Mesinnya masih dikembangkan di Brida NTB, sedang dalam proses penelitian dan pengembangan,” terang Julmansyah.

Lebih lanjut, Julmansyah menerangkan, pada master plan TPA Kebon Kongok, telah disiapkan lokasi khusus yang bakal menjadi bagian pinggir dari pengembangan sampah plastik menjadi bahan bakar. Di TPA Kebon Kongok, bakal terdapat banyak pabrik pengolahan sampah.

“Ada pirolisis, RDF, organik, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, ke depannya, TPA Kebon Kongok diharapkan dapat menjadi lokasi belajar bagi pemerintah kabupaten dan kota dalam membenahi permasalahan sampah,” jelas Julmansyah.

Julmansyah pun berharap agar sampah yang terbuang menuju landfill hanyalah residu belaka.

“Katakanlah 300 ton sampah yang berasal dari Kota Mataram dan Lombok Barat masuk ke TPA Kebon Kongok, separuhnya mungkin dapat diproses untuk diolah sehingga mengurangi daya tampung di landfill,” pungkas Julmansyah. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button