Mataram (NTB Satu) – Tibanya puncak musim kemarau menjadikan Kabupaten Lombok Timur berstatus Tanggap Darurat atau Zona Merah bencana kekeringan. Beberapa wilayah di kabupaten tersebut mengalami krisis air bersih, salah satu wilayah langganan kekeringan yaitu Kecamatan Jerowaru. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB pada Senin, 22 Agustus 2022 kemarin datang ke Jerowaru untuk mendistribusikan air bersih.
“BPBD Provinsi NTB melalui Bidang Kedaruratan dan Logistik bersama dengan BPBD Lombok Timur langsung melakukan dropping (penyaluran) air bersih menggunakan truk tangki ke Dusun Tomodo, Desa Seriwe, Kecamatan Jerowaru,” tutur Kepala BPBD Provinsi NTB, Sahdan, ST., MT.
Distribusi air bersih itu diakui Sahdan hanya merupakan solusi jangka pendek pada bencana kekeringan. Meskipun begitu, diakuinya masyarakat merasa cukup terbantu dengan adanya distribusi tersebut.
“Semoga dropping air bersih ini dapat meringankan dampak dari bencana kekeringan ini, dan semoga kemarau ini tidak panjang seperti tahun sebelumnya,” imbuh Sahdan.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi NTB, curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II Agustus 2022 berada pada kategori rendah, yaitu <50mm/dasarian.
Lalu monitoring hari tanpa hujan (HTH) berturut-turut di NTB berada pada kategori Sangat Pendek (1-5 hari) hingga Ekstrem (>60 hari).
“HTH dengan kategori ekstrem terpantau di Kabupaten Sumbawa yaitu di wilayah Buer sepanjang 68 hari, dan di Kabupaten Dompu yaitu wilayah Kilo sepanjang 61 hari,” urai Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Suci Agustisarini.
Sedangkan peluang curah hujan pada dasarian III Agustus 2022 diprediksi semakin berkurang, berada pada intensitas <20 mm/dasarian. Sehingga masyarakat diimbau untuk menghemat penggunaan air dan membuat tampungan air untuk memenuhi kebutuhan sewaktu-waktu. (RZK)