Daerah NTB

Ternyata 54 Persen Tamu Batal Belanja Karena Tak Tersedia Fasilitas QRIS

Mataram (NTB Satu) – Bank Indonesia melakukan assessment atau penilaian saat momentum penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika pada Maret 2022 dan MXGP Samota pada Juni 2022 kepada tamu yang menyaksikan balap motor bergengsi di NTB ini.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Heru Saptaji saat launching sistem pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan QRIS, Senin 18 Juli 2022 di kantornya disampaikan, berdasarkan hasil assessment yang dilakukan terhadap beberapa pelaksanaan event-event besar berskala nasional maupun internasional yang ada di Provinsi NTB, sebanyak 82,7% tamu-tamu yang data di wilayah kita lebih menyukai pembayaran menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).

Selain itu, dari 82,7% tamu-tamu tersebut, sebanyak 54% nya mengatakan akan membatalkan transaksinya jika tidak tersedia QRIS pada merchant tersebut.

“Bayangkan, 54 persen tamu tidak belanja karena tidak ada fasilitas pembayaran QRIS. Itu artinya, sejumlah itulah potensi yang menguap begitu saja. bayangkan kalau sebanyak itu belanja produk UMKM,” ujarnya.

Digitalisasi adalah suatu keniscayaan sekaligus hikmah dari tantangan pandemi yang telah terjadi dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, terutama di sektor pembayaran.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, digitalisasi merupakan wujud masa kini dan masa depan. Semakin masifnya digitalisasi yang saat ini ada di masyarakat, mau tidak mau, suka tidak suka harus dihadapi dan perlu dipandang sebagai peluang khususnya untuk mendorong pertumbuhan perekonomian.

IKLAN

Saat ini jumlah merchant QRIS per Mei 2022 yang sebanyak 163.109 merchant, jumlah penggunanya sendiri oleh masyarakat Provinsi NTB baru mencapai 100.351 pengguna.

Kedepan, jumlah pengguna tersebut perlu terus kita dorong, dimana idealnya jumlah pengguna QRIS itu adalah 3 kalinya dari jumlah merchant yang ada,” katanya.

Oleh karena itu, berbudaya digital dengan menggunakan QRIS perlu menjadi prioritas bersama. Heru Saptaji menambahkan, sampai dengan akhir Mei 2022, jumlah merchant QRIS yang ada di Provinsi NTB ini tercatat mengalami kenaikan sebesar 26% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2021.

Sementara itu, untuk volume penggunaannya sendiri tercatat meningkat sebesar 13%, dan secara nominal tercatat meningkat sebesar 109% dibandingkan dengan akhir tahun 2021.

Lebih lanjut, rata-rata volume transaksi dalam 2 tahun terakhir kini telah mencapai 144 ribu transaksi per bulan, dengan rata-rata nominal transaksi mencapai Rp6,61 miliar per bulan. Perkembangan positif tersebut menurutnya tentunya perlu untuk terus didukung bersama.

“Segala daya upaya, segala terobosan yang bisa kita lakukan, bersama-sama dalam konteks sinergi dan kolaborasi institusi terkait di dalamnya, saya percaya bahwa daerah ini akan semakin maju berkembang dengan sangat pesat, dimana kalau kita lihat pertumbuhan ekonominya pada Triwulan I-2022 mencapai 7,76% (yoy), salah satu pertumbuhan ekonomi yang terbaik di Indonesia meskipun juga dibayangi dengan tekanan inflasi yang relatif tinggi dan terjadi di seluruh dunia,” demikian Heru. (ABG)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button