ADVERTORIAL

Dari Penjualan Benih, BPIP NTB Setor Rp623 Juta ke PAD

Mataram (NTB Satu) – Sejak awal dibentuk, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Induk Pertanian (BPIP) Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB berkomitmen memproduksi dan menyediakan benih unggul kepada petani.

Kepala BPIP NTB, Khairul Hadi mengatakan, pihaknya bertugas menyediakan dan menjaga ketersediaan benih untuk memenuhi kebutuhan petani sebagai sumber penghasilan untuk berkontribusi mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Produksi benih unggul dilakukan pada lahan pertanian yang dikelola oleh BPIP NTB seluas 30 hektar.

“Hasil dari penjualan benih akan kami setor sebagai PAD,” ungkap Khairul, Kamis, 2 Februari 2023.

Pada tahun 2022, BPIP NTB berhasil menyetor PAD sebanyak Rp623 juta. Sebenarnya, BPIP NTB menargetkan untuk dapat PAD sebesar Rp844 juta. Namun, dari luas lahan yang dikelola, terdapat lahan seluas 2 hektar yang penanamanannya tidak dapat dilakukan pada tahun 2022, atau mundur di 2023. Hal ini mempengaruhi target hasil produksi benih tahun 2022 tidak tercapai.

IKLAN

“Di tahun 2022, kami juga mendapatkan anggaran pengelolaan lahan untuk seluas 32 hektar. Tahun 2023 ini, dukungan anggarannya berkurang menjadi hanya untuk 17 hektar. Sehingga, tahun 2023 ini kami menargetkan menyetor PAD hanya sebesar Rp548 juta,” jelas Khairul.

Untuk mengoptimalkan pencapaian target, kedepannya, BPIP NTB menyiapkan strategi untuk mengantisipasi serangan hama. Khairul menjelaskan, banyak lahan penanaman benih milik BPIP NTB yang terletak di pinggir jalan raya, sehingga berpotensi menyebabkan hama masuk melalui sinar matahari, angin, dan air.

Selain itu, menurut Khairul, perubahan iklim juga turut mempengaruhi proses penanaman benih. Karena pada tahun 2022 sudah terjadi hujan lebat, Khairul khawatir bahwa curah hujan akan minim pada tahun 2023. Maka dari itu, pihaknya perlu menyiapkan sejumlah strategi terbaik untuk menanggulangi permasalahan perubahan iklim.

“Demi bersiaga terhadap perubahan iklim, kami akan memanfaatkan Dana Alokasi Khusus yang dianggarkan untuk penambahan saluran air tersier. Selain itu, kami perlu membenahi struktur-struktur lahan agar akses untuk pupuk dan air makin mudah,” pungkas Khairul. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button