Mataram (NTB Satu) – Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB diproyeksi pada kisaran 4,5 – 5,5 persen pada kuartal I/2022. Proyeksi ini didukung oleh sejumlah indikator yang menunjukkan perbaikan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Heru Saptaji menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2022 jauh lebih baik dibanding kuartal/2021 yang masih terkontraksi 1,18 persen. Melandainya kasus Covid-19 pada 2022 yang memacu aktivitas masyarakat menjadi menjadi kunci geliat ekonomi NTB.
“Event MotoGP juga turut andil dalam pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2022, MotoGP telah menghidupkan kembali sektor yang awalnya lesu seperti transportasi, perhotelan yang okupansinya mencapai 100 persen. Jadi pertumbuhan yang baik pada awal 2022 ini menjadi modal yang baik bagi daerah,” kata Heru Saptaji.
Sepanjang 2022, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi NTB bisa mencapai 5,2 – 6,2 persen, jika pemulihan ekonomi terus berjalan dan kasus Covid-19 tetap melandai.
“Event – event seperti MotoGP, MXGP yang akan datang dan World Superbike harus sukses sehingga sektor lain juga ikut bergeliat,” ujar Heru.
Selain itu, inflasi pada sektor volatile food (VF) di NTB perlu dikendalikan agar tidak menurunkan daya beli masyarakat di tengah pemulihan ekonomi 2022.
Komoditas seperti cabai, bawang merah yang mulai beranjak naik saat Ramadan, menurut Heru harus segera dikendalikan.
“Pengendalian harga kami coba lakukan melalui operasi pasar, kerjasama antara Bank Indonesia NTB dan Pemerintah Kota Mataram. Komoditas yang harganya tinggi seperti cabai rawit kami jual Rp25.000, lebih murah daripada harga di pasar yang mencapai Rp42.000. Kemudian bawang merah kami jual Rp20.000, kemudian minyak goreng, gula kami juga jual di bawah harga pasar,” demikian Heru. (ABG)