Mataram (NTB Satu) – Provinsi NTB sudah sukses menyelenggarakan tiga event olahraga berkelas dunia yaitu Idemitsu Asia Talent Cup (IATC), WSBK dan MotoGP yang seluruhnya digelar di Pertamina Mandalika International Street Circuit.
Tak cukup sampai di situ, tahun 2022 ini juga sejumlah event olahraga otomotif kelas dunia akan kembali digelar di Provinsi NTB. Misalnya Motocross Grand Prix (MXGP) di Samota pada bulan Juni, GT World Challenge Asia di bulan Oktober, WSBK di bulan November dan beberapa event lainnya yang berskala internasional.
Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB dr. H. Lalu Herman Mahaputra mengatakan, suksesnya gelaran MotoGP di Mandalika akan menjadi magnet bagi event otomotif lainnya di sana. Karena itulah Provinsi NTB diharapkan akan menjadi “kiblat” otomotif Indonesia.
“Yang jelas kegiatan-kegiatan otomotif akan kita arahkan ke Mandalika. Yang pertama kiblat otomotif Indonesia harus ke NTB,” kata dokter Jack , sapaan akrabnya Kamis 24 Maret 2022.
Setelah sukses dengan gelaran MotoGP Mandalika kemarin, kini pihaknya sudah mulai mempersiapkan gelaran olahraga otomotif di Samota yaitu MXGP. Olahraga berkategori enduro atau uji ketahanan rider maupun untuk motor ini memiliki penggemar yang sangat banyak di seluruh dunia. Sehingga persiapannya harus betul-betul matang dari segala aspek.
Menurut dokter Jack, penyiapan fasilitas kesehatan harus menjadi salah satu prioritas selain kebutuhan dasar lainnya seperti akomodasi, transportasi, sarana air bersih, listrik dan jaringan internet.
Semua peralatan medis yang digunakan untuk mendukung MotoGP kemarin akan digunakan untuk mendukung MXGP Samota. Ada juga rencana untuk membuat ‘mini hospital’ di kawasan Samota saat berlangsungnya event. Namun rumah sakit H.L Manambai Abdulkadir Sumbawa akan ditunjuk sebagai yang terdepan dalam penyiapan medis yang dibantu oleh RSUD Sumbawa dan RSUD Provinsi NTB sebagai rumah sakit rujukan.
“Evakuasi menggunakan helikopter juga menjadi perencanaan. Oleh karena itu mungkin nanti dibantu oleh Dinas PUPR untuk membangun helipad, karena membutuhkan biaya,” katanya.
Soal potensi fatalitas saat balapan, antara MotoGP dan MXGP sama-sama memiliki potensi untuk terjadi insiden kecelakaan yang membuat cedera para pembalap, sehingga aspek medis yang standar menjadi suatu keharusan. ” Jadi medically harus sesuai dengan standar yang mereka inginkan. Sebab no medical, no race,” katanya. (ZSF)