Mataram (NTB Satu) – Aspek transportasi penonton menjadi titik lemah dalam perhelatan MotoGP. Kondisi transportasi, terutama hari balapan utama tanggal 20 Maret 2020 banyak dikeluhkan banyak penonton yang hadir langsung di Pertamina Mandalika International Street Circuit.
Setelah race MotoGP berakhir, puluhan ribu penonton yang keluar bersamaan dari sirkuit melalui pintu timur dan barat tidak diimbangi dengan pengaturan arus kendaraan yang baik.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) NTB Junaidi Kasum menyampaikan bahwa kemacetan dan terlantarnya penonton terjadi akibat penyelenggara tidak menjalankan aturan yang sudah disepakati ketika rapat sebelumnya.
Sehingga penumpukan kendaraan di lapangan sulit diatasi lantaran kurangnya koordinasi dan kolaborasi antar pihak dalam mengurai kemacetan.
“Di rapat-rapat kami dilibatkan, tapi ketika penyelenggaraan kami tidak diajak,” kata Junaidi menjawab ntbsatu.com, Kamis, 24 Maret 2022.
Selain itu, Junaidi menyayangkan terkait pengadaan 278 bus dan driver angkutan penonton MotoGP yang tidak menggunakan driver dan bus lokal.
Para driver bus dari luar daerah ini tiba-tiba datang dan langsung tancap gas tanpa ada pembekalan oleh panitia sebelum beroperasi, sehingga mereka banyak yang tak mengerti rute jalan.
“278 bus itu kan rata-rata didatangkan dari Pulau Jawa. Jadi drivernya bukan orang NTB. Mana bisa mereka paham rute dan medan jalan di sini,” katanya.
Lanjut Junaidi, bus dan driver lokal harusnya diprioritaskan terlebih dahulu sebelum menggunakan jasa angkutan dari luar daerah. “Kita mungkin hanya dapat 10 bus Damri, padahal kita ada ratusan fasilitas bus di NTB ini,” imbuhnya.
Kemudian dikatakannya, saat hari ketiga sudah ada bus yang siap mengantarkan penonton ke parkir barat dan timur. Namun, di saat bersamaan, keluar juga kendaraan pribadi dan pejabat dengan pengawalan yang jumlahnya cukup banyak.
”Di hari terakhir serentak keluar penonton dengan asumsi 70 ribu penonton. Banyak mobil pejabat harus duluan keluar, kendaraan pribadi yang lolos, dan jadinya bus besar terhalang. Akibatnya tersendat selam 3 jam,” jelas JK sapaan akrabnya.
“Dengan kondisi ini, penonton jalan kaki ke jalan raya, akhirnya bus yang menuju sirkuit itu disetop,” tambahnya.
Mengenai hal itu, JK meminta kepada Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah, mengundang semua stakeholder untuk mengevaluasi secara menyeluruh terkait permasalahan ini. “Supaya tidak ada lagi pembenaran sana-sini, agar kita di daerah tidak hanya mendapatkan caci-maki saja,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, Lalu Moh. Faozal mengatakan, pengalihan rute bus feeder antarmoda saat rekayasa lalu lintas hanya diberlakukan satu arah di Jalan By Pass Mandalika menjadi evaluasi pihaknya.
Kemudian Faozal juga mengevaluasi keterbatasan kapasitas dan persinggungan pergerakan bus dan mobil pribadi di sekitar area parkir bus (Parkir Timur dan Barat).
“Hambatan pergerakan bus pada jam puncak di Parkir Timur dan Barat karena persinggungan pergerakan bus dan mobil pribadi,” ungkapnya dikonfirmasi ntbsatu.com, Kamis, 24 Maret 2022. (DAA)