Daerah NTB

Cerita Mahasiswa NTB di Rusia, Tetap Tenang Meski Mulai Rasakan Dampak Perang

Mataram (NTB Satu) – Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina mulai 24 Februari 2022 lalu, berbagai sanksi dari negara negara barat dirasakan warga Rusia, tak terkecuali Mahasiswa asal NTB yang mulai merasakan dampak.

Mereka mulai merasakan kesulitan bertransaksi keuangan, kenaikan harga pangan hingga terhambatnya proses pendidikan yang dijalani sebagai Mahasiswa Rusia.

Sejumlah dampak yang dirasakan seperti antrian yang panjang di sejumlah ATM. Hal itu dirasakan tiga hari pertama sejak invasi.

IKLAN

Beberapa ATM di sejumlah kota di Rusia bahkan tidak bisa mengambil uang cash, bahkan sampai ATM tersebut kehabisan stok uang. Penyebabnya karenakan bank – bank di Rusia dikeluarkan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) yang merupakan jaringan keamanan tinggi yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia.

Naiknya harga sejumlah bahan pokok juga menjadi kendala. Beras yang semula seharga 110 Rubel menjadi 125 Rubel. Diketahui, Rubel sendiri telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya terhadap Greenback sejak awal tahun dengan kerugian yang meningkat tajam sejak Rusia menginvasi Ukraina, hal tersebut sebagai bentuk isolasi dari Negara-negara lain terhadap Rusia dari pasar keuangan Internasioanal.

Bahkan penjualan beberapa brand merk terkenal seperti Zara H&M dan IKEA di banned karna Amerika melarang adanya produk import maupun export Rusia.

IKLAN

Kesulitan kesulitan itu dirasakan salah satunya oleh Imam Adriansyah, Mahasiswa asal NTB yang mengemban pendidikan di Saint Petersburg Mining University, Rusia mengungkapkan dampak yang dialami langsung berupa penolakan artikel dan jurnal di sejumlah publisher di Barat karena dirinya berasal dari Universitas Rusia.

Sejumlah agenda penting juga terganjal. Seperti pertukaran pelajar yang renacanya akan dilakukan Imam untuk menghabiskan sisa semester selama enam bulan di Finlandia, justru terancam batal diakibatkan sanksi penolakan negara terhadap Rusia. Hal itu tentu menjadi penghambat dirinya sebagai Mahasiswa luar daerah yang tidak tahu menahu urusan perang, namun justru merasakan dampaknya.

Terlepas dari berbagai sanksi yang terjadi, Imam mengaku masih dalam kondisi yang tenang, terlebih staf dari KBRI di Moskow juga tetap mengimbau dan memastikan bahwa kondisi Rusia untuk mahasiswa internasional khususnya asal Indonesia masih sangat layak untuk melanjutkan aktifitas belajar di Negara Beruang Putih tersebut.

LPP NTB sebagai lembaga penyelenggara Beasiswa NTB juga memberikan pilihan sepenuhnya kepada para Mahasiswa untuk melanjutkan study mereka selama susana dirasa masih kondusif. (NIL)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button