Bima (NTB Satu) – Upaya Tim SAR mencari korban Kapal Motor (KM) Cahaya Illahi yang tenggelam di utara Pulau Sangiang, Bima sudah masuk hari keenam. Pencarian berkoordinasi dengan Tim SAR Maumere, Provinsi NTT untuk melacak keberadaan korban di Laut Flores.
Informasi kejadian sejak Rabu, 22 Desember 2021 malam, kemudian pencarian dimulai Kamis 23 Desember 2021 itu belum membuahkan hasil. Dari empat orang yang jadi korban, satu dinyatakan selamat, tiga lainnya masih hilang.
Terkait perkembangan terkini pencarian ketiga korban, Humas Basarnas Mataram, I Gusti Lanang Wiswananda menjelaskan, upaya pencarian sudah memasuki hari keenam. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda korban ditemukan.
Pencarian dilakukan oleh tim SAR gabungan di sekitar perairan Kolo, utara Pulau Sangiang dan Sangiang daratan.
“Sampai saat ini belum ada tanda-tanda ditemukan. Pencarian di sekitar perairan Kolo, utara Pulau Sangiang dan Sangiang daratan berkoordinasi dengan nelayan setempat,” ujar Lanang, dikonfirmasi ntbsatu.com, Selasa, 28 Desember 2021.
Sementara, Kepala Kantor SAR Mataram Nanang Sigit PH, memperkirakan bahwa ketiga korban hilang terseret hingga perairan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurutnya, perkiraan ketiga korban terseret ke perairan Flores, cukup beralasan. Sebab, arah arus air di perairan Sangiang mengarah ke timur, yani di periaran Flores.
“Karena saat ini arus air ke arah timur, yaitu Perairan Flores NTT, kemungkinan ketiga korban hilang terseret ke sana,” terang Nanang.
Akhirnya, pihak SAR Mataram berkoordinasi dengan Kantor SAR Maumere – NTT, guna membantu pencarian korban.
Diketahui, waktu pencarian ketiga korban itu telah berlangsung selama enam hari, sementara batas waktu pencarian korban hilang sesuai SOP, yakni selama 7 hari.
Namun bisa diperpanjang jika dtemukan tanda-tanda keberadaan korban.
Sebelumnya, korban selamat adalah nakhoda bernama Mansyur 45 tahun, ditemukan terapung dan berpegangan pada rakit jerigen.
Tiga korban masih belum ditemukan atas nama Amin, ABK asal Dusun Daru, Desa Darussalam, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
Sementara satu ABK lainnya beranama Bolo juga asal Bima. Ia hilang bersama istrinya Ju, asal Desa Sabaru, Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. (DAA)