Mataram (NTB Satu) – Vaksin beruntun berlangsung di Lombok Tengah. Setelah vaksinasi Covid – 19 yang digencarkan sebelumnya, giliran ternak di sana dilakukan vaksin. Upaya ini akibat puluhan kerbau sebelumnya mati mendadak diserang penyakit ngorok.
Kasus Kerbau mati mendadak di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Lombok Tengah, sebagaimana prediksi sebelumnya, disebabkan
Penyebab Kematian Kerbau di Lingkar Sirkuit Mandalika akibat terserang penyakit septicaemia epizootica (SE).
“Penyakit itu disebabkan infeksi bakteri, virus, dan jamur dampak perubahan iklim yang terjadi,” kata Kepala Bidang Keswan pada Dinas Pertanian dan Peternakan Loteng, Firman Hidayatulah menjawab ntbsatu.com.
Sehingga hal itu membantah spekulasi yang menyebabkan kematian kerbau mencapai puluhan ekor itu kaitan dengan pembangunan Sirkuit Mandalika.
“Namun, mati karena terserang penyakit SE atau oenyakit Ngorok,” ujarnya.
Hasil uji lab oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dan Balai Besar Veteriner Denpasar, murni disebabkan karena bakteri. Penyakit yang menyerang kerbau itu hanya bisa menular pada hewan lainnya, tidak menular kepada manusia.
“Hasil uji lab, kematianya karena bakteri, tidak diracun seperti rumor yang berkembang,” katanya.
Berdasarkan data yang ada jumlah kerbau yang mati dipotong paksa atau bisa dijual dagingnya itu sebanyak 74 ekor dan 6 ekor mati mendadak. Kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di Kuta, tapi kasus kematian kerbau terjadi juga di Desa Tumpak, Prabu dan Ketara dan Sengkol.
“Tidak terjadi di Kuta, tapi di desa lain juga,” jelasnya.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan ke Kerbau milik warga lainnya, pihaknya akan melakukan vaksinasi dalam waktu dekat.
“Kita akan lakukan vaksinasi Kerbau sekitar 100 dosis khususnya di Pujut dan Praya Barat,” katanya.
Firman menambahkan, pelaksanaan vaksinasi mulai Senin 4 Oktober nanti. Saat ini timnya sedang mempersiapkan sarana dan prasarananya untuk kelancaran vaksinasi, termasuk koordinasi dengan pihak Dinas Peternakan Propinsi dan Dirjen Kementrian Pertanian untuk minta tambahan vaksinnya. (red)