Lombok TimurPendidikan

IPM Stagnan, 21 Ribu Anak di Lombok Timur tak Selesaikan Wajib Belajar 9 Tahun

Lombok Timur (NTBSatu) – Sebanyak 21 ribu anak di Lombok Timur tercatat tidak pernah mengenyam pendidikan wajib belajar sembilan tahun. Data ini menjadi salah satu penyebab rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2024, yang masih stagnan di angka 71,48 poin.

Kabupaten Lombok Timur berada di peringkat ketujuh dari seluruh kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat. Hanya sedikit lebih tinggi dari Kabupaten Lombok Utara yakni 68,64 poin dan Lombok Tengah 71,19 poin.

Penyebab Rendahnya Tingkat Pendidikan

Kepala Dinas Pendidikan Lombok Timur, Muhammad Izzuddin menyatakan, sebelumnya jumlah anak yang tidak bersekolah mencapai 23 ribu. Namun berkat program pendidikan berbasis masyarakat seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), angka tersebut berhasil menjadi 21 ribu anak. Turun dua ribu.

Menurut Izzudin, ada beberapa faktor penyebab tingginya anak sekolah dengan baik. Salah satunya adalah banyak di antara mereka yang ditinggakan orang tua sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).

“Orang tua bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia,” jelasnya, Senin, 25 November 2024.

IKLAN

Kendati demikian, sambung Izzuddin, data tersebut masih memerlukan perbaikan lebih lanjut. Pada tahun 2025, akan ada proses verifikasi dan validasi data untuk memastikan keakuratan jumlah anak yang belum mengenyam pendidikan di Lombok Timur.

Komitmen Pengentasan Anak Tidak Sekolah

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur berkomitmen menuntaskan masalah anak tidak sekolah pada tahun 2025. Anggaran telah disiapkan untuk memperluas penyelenggaraan pendidikan kesetaraan melalui PKBM.

Selain itu, berkolaborasi dengan berbagai pihak. Termasuk kader desa dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag).

IKLAN

“Pendidikan dasar tidak hanya berada di bawah kewenangan Dinas Pendidikan, tetapi juga Kementerian Agama. Kerja sama ini akan membantu melakukan verifikasi dan validasi data dengan lebih efektif,” ujar Izzuddin.

Dalam upaya ini, pemerintah juga melibatkan ibu-ibu kader desa juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong anak-anak kembali ke bangku sekolah.

IPM Lombok Timur Stagnan di Segmen Pendidikan dan Kesehatan

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lombok Timur, pertumbuhan IPM kabupaten ini hanya meningkat sebesar 0,83 poin pada tahun 2024.

Kepala BPS Lombok Timur, Muhadi menyebutkan, salah satu penyebab stagnannya IPM adalah rendahnya angka rata-rata lama sekolah, yang hanya mencapai 7,36 tahun. Artinya, rata-rata anak di Lombok Timur berhenti sekolah pada kelas dua SMP.

“Harapan lama sekolah di Lombok Timur mencapai 14,07 tahun, setara dengan kuliah semester lima. Namun kenyataannya, masih jauh dari angka tersebut,” ungkap Muhadi.

Segmen kesehatan juga menjadi faktor penting yang memengaruhi rendahnya IPM. Banyak masyarakat belum memiliki jamban pribadi yang menunjukkan rendahnya akses terhadap fasilitas sanitasi dasar.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Pemkab Lombok Timur optimis bahwa dengan perbaikan data, pelaksanaan program pendidikan kesetaraan, dan kolaborasi lintas sektor, masalah pendidikan dan kesehatan dapat dituntaskan. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button