Mataram (NTBSatu) – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi NTB tercatat sebesar 3,30 persen pada Februari 2024.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Wahyudin menyebutkan, telah terjadi penurunan tingkat TPT sebesar 0,42 persen dibandingkan dengan Februari 2023. Di mana pada tahun lalu berada pada kisaran 3,73 persen. TPT NTB juga berada dibawah rata-rata nasional yang sebesar 4,82 persen.
NTB menduduki peringkat 11 tingkat pengangguran terbuka terendah se Indonesia, setelah Papua Pegunungan (1,18), Bali (1,87), Papua Tengah (2,49), Sulawesi Barat (3,05), Gorontalo (3,02), Sulawesi Tengah (3,15), NTT (3,17), Bengkulu (3,17), Sulawesi Tenggara (3,22), DIY dan (3,24).
“TPT mengalami penurunan, sementara jumlah angkatan kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami kenaikan,” jelasnya pada wartawan, Senin, 6 Mei 2024.
Ia menjabarkan, Penduduk NTB yang berada pada usia kerja pada Februari 2024 sebanyak 4,10 juta orang, naik 68.220 orang dibanding Februari 2023.
Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja yaitu sebanyak 3,03 juta orang (73,97 persen), sisanya termasuk bukan angkatan kerja.
Dari komposisi penduduk angkatan kerja tersebut tercatat sebanyak 2,93 juta orang penduduk yang bekerja dan 100,15 ribu orang pengangguran.
Berita Terkini:
- Gubernur NTB Iqbal Curhat BUMD Sedang Tidak Baik-baik Saja, Sebut Petinggi Banyak Diisi Orang “Titipan”
- Dugaan Fraud di BRI Unit Bolo Diusut Kejari Bima
- Pendaftar Seleksi Calon Pengurus Bank NTB Syariah Sudah 98 Orang
- Mei 2025 Bertabur Libur, Ini Tanggalnya!
- Wamen PKP Fahri Hamzah Minta Kepala Daerah Masifkan Peran Sistem, Bukan Kerja Pribadi
“Jika dibandingkan Februari 2023, terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja 163.340 orang. Penduduk bekerja mengalami peningkatan 169,99 ribu orang sedangkan pengangguran menurun 6.650 orang,” ungkapnya.
Melihat tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) turut mengalami peningkatan dibanding Februari 2023.
TPAK merupakan persentase banyaknya angkatan kerja terhadap banyaknya penduduk usia kerja, yang mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara/wilayah.
“TPAK pada Februari 2024 sebesar 73,97 persen, naik 2,80 persen poin dibanding Februari 2023, ” sebut Wahyudin.
Menurut jenis kelamin, jumlah TPAK laki-laki lebih banyak, yaitu sebesar 84,64 persen, dibanding TPAK perempuan yang sebesar 63,38 persen.
Hal ini dikarenakan oleh sentimen budaya timur. Di mana laki-laki memiliki kewajiban bekerja dan mencari nafkah, sedangkan perempuan kebanyakan memilih mengurus keluarga di rumah. (STA)