Mataram (NTB Satu) – Progres pembangunan Smelter PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat terus dikebut. Saat ini progresnya mencapai 47 persen, meliputi pembangunan fisik dan non fisik.
Pembangunan Smelter dengan kapasitas produksi 222.000 ton itu sempat molor. Pandemi Covid-19 selama lebih dari dua tahun terakhir dan perang Rusia Ukraina menghambat proses serta komitmen dari para supplier dari Eropa dan Asia untuk mengirim barang pabrikan.
“PT. AMNT dan Pemprov NTB berada dalam kepentingan yang sama untuk percepatan pembangunan Smelter. Apabila pembangunan Smelter terus diundur, itu akan merugikan PT. AMNT pula,” kata Sekretaris Daerah NTB, H. Lalu Gita Ariadi.
Dengan meredanya Pandemi Covid-19 dan dicabutnya kebijakan PPKM, Pemprov NTB dan PT. AMNT tidak lagi punya alasan untuk molor menyelesaikan Smelter sesuai target.
Sekda mengaku tidak hanya terobsesi dengan Smelter, melainkan industri turunan lainnya dengan membuat road map kawasan industri sekitarnya.
Pemprov NTB berkomitmen dengan PT. AMNT agar bergerak secara simultan dalam memberdayakan tambang di sekitara Kabupaten Sumbawa Barat. Roadmap kawasan industri segera dibuat.
“Pemprov NTB juga akan bersedia membantu PT. AMNT untuk mencari berbagai investor. Kami telah menugaskan DPM-PTSP untuk mempromosikan paket industri turunan pembangunan Smelter rencananya terselesaikan pada tahun 2024, tapi situasi dunia ikut pengaruhi pembangunan Smelter,” pungkas Gita.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Direktur Amman, Rachmat Makkasau, mengharapkan dukungan solid dari semua pihak, terutama Pemprov NTB karena begitu banyak proyek yang sedang berjalan di KSB termasuk Smelter. (GSR)